Tokyo (ANTARA News) - Bursa saham Tokyo ditutup naik 2,64 persen pada Rabu, membalikkan penurunan tajam hari sebelumnya, karena investor mengambil dukungan dari reli lain di Wall Street.
Indeks Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo bertambah 391,49 poin menjadi berakhir di 15.195,77 dan indeks Topix dari seluruh saham papan utama naik 2,58 persen, atau 31,05 poin, menjadi 1.236,41.
Indeks Nikkei mengalami penjualan berat pada pekan lalu dan awal pekan ini terlihat menikmati lonjakan empat persen pada Senin dan penurunan dua persen pada Selasa.
Tetapi penyiasat ekuitas CLSA Nicholas Smith mengatakan kepada Dow Jones Newswires: "Sekarang serangan panik beberapa hari terakhir mulai mereda, kami akan melihat sesuatu dari pemulihan untuk pasar Tokyo."
Saham-saham AS bergerak naik pada Selasa, didorong oleh pembicaraan stimulus moneter lebih luas di Eropa, sedangkan data dari Tiongkok menunjukkan ekonomi tumbuh lebih cepat dari yang diharapkan, meskipun dengan kecepatan yang paling lambat sejak awal 2009.
Dow naik 1,31 persen dan S&P 500 melonjak 1,96 persen. Nasdaq reli 2,40 persen, dibantu oleh laporan laba Apple yang kuat.
Dalam perdagangan Jepang, Takata ditutup datar pada 1.686,0 yen, setelah terjun hampir 23 persen pada Selasa dalam menanggapi desakan otoritas AS kepada para pemilik kendaraan dengan kantong udara (airbag) cacat yang dibuat oleh perusahaan Jepang itu untuk mencari perbaikan.
Itu adalah yang terbaru dalam serangkaian berita buruk bagi Takata, yang telah berada di bawah tekanan untuk cacat serius dalam produk-produknya.
Dalam perdagangan lainnya, perusahaan telekomunikasi SoftBank melonjak 3,30 persen menjadi 7.289,0 yen, Toyota bertambah 1,74 persen menjadi 6.034,0 yen dan Sony naik 3,36 persen menjadi 1.909,0 yen.
Fujifilm menguat 4,13 persen menjadi 3.539,0 yen setelah mengatakan pihaknya akan meningkatkan pasokan obat Ebola eksperimental yang menjanjikan.
Investor tampak mengabaikan data yang menunjukkan defisit perdagangan Jepang melebar pada September menjadi 958,3 miliar yen (8,96 miliar dolar AS), menempatkan ekonomi nomor tiga dunia itu di jalur untuk rekor kekurangan tahunan.
Data yang lemah memicu spekulasi bank sentral Jepang, Bank of Japan (BoJ) akan memperpanjang program pelonggaran moneternya, yang akan cenderung melemahkan yen.
Di pasar uang, dolar dibeli 106,92 yen di perdagangan sore hari, dibandingkan dengan 106,99 yen di New York, demikian AFP melaporkan.
(SYS/A026/B012)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014