Jakarta (ANTARA News) - Partai Golkar akan menata kembali hubungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Wapres Jusuf Kalla yang terkesan kurang harmonis terkait pembentukan Unit Kerja Presiden untuk Pengelolaan Program dan Reformasi (UKP3R). "Dalam Rapimnas Golkar pekan depan, kita ingin rekatkan hubungan SBY-JK, karena kalau kurang harmonis atau pecah, rakyat yang rugi. Itu yang kita tidak mau," kata Wakil Sekjen Golkar Rully Chaerul Azwar di Jakarta, Kamis. Hal itu dilakukan karena Golkar menyadari bila hubungan keduanya terus merenggang. Hubungan itu harus tetap dijaga hingga 2009. Jika hubungan tak harmonis, maka bangsa ini juga yang rugi. Karena itu, hubungan itu harus diselamatkan dan ditata ulang. Dia menegaskan, risikonya terlalu besar dan sangat bahaya bila Golkar membiarkan hubungan Yudhoyno-Kalla merenggang. Ada indikasi, situasi yang memanas sengaja dimanfaatkan para penunggang gelap yang memang punya keinginan untuk membenturkan kedua pemimpin bangsa tersebut. "Indikasi adanya penunggang gelap yang memancing di air keruh itu bisa kita lihat dan kita khawatir tak bisa mengendalikan diri. Untuk itu kita minta para kader Golkar mampu menahan diri, jangan terpancing. Kita sadar, bila hubungan kedua pemimpin itu tidak harmonis, pemerintahan bisa berantakan," kata Rully. Ketika ditanya apakah aspirasi DPD Golkar yang kritis terhadap pemerintahan Yudhoyono akan dibungkam dalam Rapimnas, Rully mengatakan, biarlah aspirasi itu mengalir secara wajar dan DPP Golkar tidak bisa serta merta mematikan aspirasi dari daerah tersebut. "Namun demikian, kita harus waspada bahwa ternyata sikap kritis kita mulai ditunggangi pihak-pihak yang punya kepentingan tertentu," katanya. "Rapim harus me-manage sikap kritis yang disuarakan DPD Golkar. Kita juga pemerintah tidak memandang sikap kritis itu sebagai ungkapan permusuhan," katanya pula. Sependapat dengan Rully, fungsionaris DPP Golkar Idrus Marham mengingatkan, forum Rapimnas Golkar harus digunakan sebagai momentum untuk menyatukan langkah Golkar ke depan, jangan digunakan untuk "menggodok" sikap permusuhan. "Sangat kontraproduktif bila Rapimnas digunakan sebagai forum untuk saling menjatuhkan," kata Idrus. Sementara itu Ketua Panitia Penyelenggara Rapimnas Golkar Firman Subagyo menjelaskan, Rapimnas yang dibuka Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla tidak mengagendakan soal reposisi dukungan Golkar terhadap pemerintahan. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006