Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi menyatakan keengganannya untuk turut menyambut kedatangan Presiden AS, George W Bush, di Indonesia pada 20 November. "Tapi itu bukan karena saya benci pada Bush atau AS," kata Hasyim kepada wartawan di Jakarta, Kamis. Hasyim sendiri belum tahu apakah akan diundang atau tidak menyambut Bush. Namun ia merasa perlu menunjukkan sikapnya lebih awal. Hasyim menjelaskan, keengganannya itu didasarkan atas berbagai pertimbangan rasional, terutama terkait posisinya selaku Presiden WCRP (konfrensi dunia untuk agama dan perdamaian. "Sebagai Presiden WCRP, saya punya kewajiban dan kepentingan untuk menyelamatkan agama dan umat beragama dunia agar tidak dilibatkan dalam gerakan agresi Bush ke mana-mana," katanya. Jika dirinya turut menyambut Bush, kata Hasyim, maka secara langsung atau tidak langsung implikasinya adalah akan ada nuansa agama dalam berbagai konflik/perang di beberapa negara, terutama di kawasan Timur Tengah. "Padahal konflik-konflik itu sama sekali bukan konflik agama atau berlatar agama, melainkan ekonomi," katanya. Menurut Hasyim, saat ini mulai berkembang kesadaran di kalangan umat beragama di seluruh dunia bahwa agama tidak boleh lagi dijadikan "keranjang sampah" bagi agresi AS yang selalu membungkus agresinya dengan alasan memerangi kelompok fundamentalis. "Gejala ini sudah muncul di ICIS, OKI, WCC (sidang gereja dunia), juga di Vatikan. Gereja AS bahkan pernah memohon maaf karena tidak bisa mencegah aksi yang dilakukan pemerintahnya, seperti menyerang Irak dan sebagainya," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006