Hongkong (ANTARA News) - Kebuntuan mencengkeram Hong Kong pada Senin ketika unjuk rasa pro-demokrasi memasuki pekan keempat dengan pemerintah membatasi pilihan untuk mengakhiri krisis dan para demonstran makin ingin menghadapi polisi.
Puluhan orang terluka, termasuk 22 polisi, dalam bentrok dua malam pada akhir pekan di daerah Mong Kok yang dikendalikan Tiongkok menurut laporan media. Empat orang ditangkap karena penyerangan pada Minggu, kata polisi.
Daerah itu tenang pada Senin meski para pemrotes masih ada di jalanan.
Harapan untuk mengatasi krisis politik terburuk di Hong Kong sejak Inggris menyerahkannya ke Tiongkok pada 1997 itu tergantung pada pembicaraan antara pemerintah dan pemimpin protes mahasiswa yang dijadwalkan pada Selasa dan akan disiarkan langsung.
Namun sedikit yang mengharapkan ada resolusi karena kedua pihak masih berseberangan tentang bagaimana kota itu akan memilih pemimpin selanjutnya pada 2017.
"Saya tidak berharap banyak dari pertemuan besok, tapi saya masih punya harapan pada pembicaraan itu," kata Woody Wong, mahasiswa berusia 21 tahun yang menginap berama para demonstran di Nathan Road, jalan utama di Mong Kok.
"Saya akan terus melakukan ini sampai pemerintah mendengar suara kami," katanya.
Para mahasiswa menginginkan pemilihan bebas, tapi Tiongkok bersikeras terlebih dulu melakukan penyaringan para kandidat.
Pemimpin Hong Kong yang didukung Beijing, Leung Chun-ying, mengatakan pemerintah kota tidak mau konpromi soal kebijakan pembatasan Tiongkok yang diumumkan akhir Agustus.
Leung, yang telah menolak seruan pada demonstran untuk mengundurkan diri, mengatakan pada Minggu bahwa lebih banyak waktu dibutuhkan untuk memperantarai apa yang dia harap sebagai akhir kebangkitan yang damai.
"Untuk mencari solusi, untuk mengakhiri masalah ini, kita butuh waktu. Kita butuh waktu untuk berbicara dengan orang-orang, khususnya para mahasiswa," kata dia kepada ATV Television.
"Apa yang saya inginkan adalah melihat akhir yang damai dan bermakna dari masalah ini," katanya seperti dilansir kantor berita Reuters.
Sekitar 28.000 polisi telah berjuang untuk mengatasi gerakan yang dipimpin oleh anak-anak muda itu.
Selama akhir pekan, para demonstran di lapangan Mong Kok berhadapan dengan polisi, merangsek ke depan demi mempertahankan persimpangan yang mereka kuasai.
Puluhan polisi anti-huru-hara menghadapi dinding payung-payung yang dibuka para demonstran untuk mempertahankan diri. Perkelahian meletus di tengah teriakan dan celaan.
Pada Minggu malam, massa kembali terbangun dan para pemrotes mengumpulkan peralatan keselamatan seperti helm. Sebagian menggunakan pelindung lengan buatan sendiri dari bantalan busa untuk menangkis pukulan. Tapi tapi tidak ada bentrok seperti dua malam sebelumnya.
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014