Jakarta, 20/10 (ANTARA) -- Peta persaingan perdagangan global menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA/AEC)tahun 2015 khususnya di sektor perikanan akan semakin ketat. Dalam hal ini pemerintah dituntut untuk terus berbenah melakukan berbagai upaya strategis dalam menyelamatkan produk perikanan di pasar dalam negeri dari ancaman masuknya produk-produk perikanan dari luar. Peningkatan daya saing dan peningkatan nilai tambah menjadi kunci keberhasilan memenangi persaingan tersebut. Kebijakan percepatan industrialisasi perikanan yang telah dicanangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sejak tahun 2012, telah berhasil menjawab tantangan itu. Hal itu disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo saat membuka Final Lomba Inovator Pengembangan Produk Perikanan di Bogor, Minggu (19/10).

Menurut Sharif, KKP berinisiatif menjalankan kebijakan percepatan industrialisasi kelautan dan perikanan sebagai langkah strategis menghadapi persaingan perdagangan global. Kebijakan ini telah berhasil meningkatkan nilai tambah produk perikanan melalui diversifikasi produk yang menjadi pemicu percepatan produksi perikanan nasional. Produksi perikanan mulai dari ikan segar,bahan baku, sampai dengan ikan olahan dan/atau produk lain berbahan ikan telah berhasil ditingkatkan melalui sistem manajemen perikanan berorientasi pasar. Selain itu, pembangunan perikanan dan kelautan serta daya saing produk perikanan telah meningkat secara signifikan. Sebabnya, integrasi sektor perikanan dari hulu ke hilir yang berbasis pada pembangunan kewilayahan dan prinsip - prinsip ekonomi biru sertai program peningkatan mutu, produktivitas dan efisiensi usaha. "Hal itu membuktikan bahwa kebijakan yang dijalankan telah mampu memberikan manfaat bagi perekonomian rakyat", ujar Sharif.

Selain itu Sharif menambahkan, kondisi sektor kelautan dan perikanan saat ini memiliki peranan yang sangat penting dalam menudukung perekonomian bangsa. Selain menyediakan bahan pangan dan bahan baku bagi industri, sektor ini juga berperan sebagai sumber penerimaan devisa, penyediaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Tidak hanya itu, sektor perikanan juga menjadi sumber bahan pangan yang sehat dan bergizi secara nasional. "Dewasa ini perannya semakin penting dan strategis, terutama atas kontribusi nyata yang diberikan dalam menghadapi persaingan di tingkat global dan berkontribusi langsung terhadap daya saing bangsa", kata Sharif.

Indonesia memiliki ketersediaan sumber daya ikan yang sangat besar yang tersebar di seluruh wilayah laut, sungai, danau dan kolam. Indonesia juga sebagai negara yang terletak di kawasan tropis dengan biodiversity yang beraneka ragam serta berbagai jenis ikan dan terumbu karang dari Sabang sampai Merauke. Bahkan tidak hanya itu, besarnya ketersediaan ikan tersebut juga memungkinkan Indonesia tidak tergantung dengan negara lain sehingga pada akhirnya mampu mencapai kemandirian pangan nasional. "Pembangunan perikanan dewasa ini tidak hanya untuk meningkatkan produksi, tetapi juga bertujuan mengembangkan prinsip industrialisasi berdasarkan sistem manajemen perikanan yang berorientasi pasar. Sehingga komoditas hasil perikanan memiliki nilai tambah yang tinggi dari sisi bisnis", ungkap Sharif.

Lomba Inovator Pengembangan Produk Perikanan

Dalam rangka mewujudkan upaya percepatan kebijakan industrialisasi kelautan dan perikanan, selama enam tahun berturut-turut KKP telah melaksanakan Kegiatan Lomba Inovator Pengembangan Produk Perikanan. Kegiatan ini menjadi upaya startegis pemerintah untuk mendorong peningkatan konsumsi ikan perkapita di Indonesia, di mana setiap tahun telah terjadi peningkatan yang signifikan dan saat ini sudah mencapai 38 kg perkapita/tahun. Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini terus mengalami peningkatan secara kualitas maupun kuantitas setiap tahunnya. Secara kuantitas peningkatan terlihat dari jumlah peserta yang berpartisipasi dari tahun ke - tahun, dan dari segi kualitas yang ditunjukkan dari formula produk perikanan yang semakin beragam dan kreatif. "Pada tahun 2014 ini jumlah formula yang diterima sebanyak 252 formula, yakni mengalami kenaikan sebesar 69% dari tahun 2013", kata Saut P. Hutagalung, Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan KKP.

Saut menambahkan, tahun ini penyelenggaraannya disinergikan dengan Kampanye Aku Cinta Produk Perikanan Indonesia, Pencanangan Bulan Mutu, Safari Peningkatan Konsumsi Ikan Bersama Ibu Hamil, Intermediasi Permodalan UMKM Sektor Kelautan dan Perikanan serta Launching Buku Indonesia Dive Directory. Acara diselenggarakan pada tanggal 19 Oktober 2014 di Kota Bogor, dengan dibuka langsung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan. Padahal, hari ini menjadi hari terakhir masa tugasnya pada Kabinet Indonesia Bersatu II, namun masih menyempatkan waktu untuk bertemu dengan stakeholder. "Sebelumnya, selama ini Bapak Menteri cukup sering memanfaatkan hari Sabtu dan Minggu untuk melakukan kunjungan ke daerah dan bertemu para pelaku usaha serta masyarakat nelayan, pembudidaya ikan, pengolah dan pemasar hasil perikanan", ungkap Saut.

Menurut Saut, semua kegiatan tersebut memiliki peran penting dalam meningkatkan daya saing dan nilai tambah sektor kelautan dan perikanan. Kegiatan Lomba Inovator Produk Hasil Perikanan bertujuan untuk memotivasi pengolah untuk lebih berkreasi melakukan inovasi produk perikanan dalam meningkatkan produksinya (kualitas, kuantitas dan kontinuitas) dan terjamin keamanannya. Kedua, menyediakan wahana kreativitas bagi peneliti dan mahasiswa /pelajar untuk berperan serta dalam pembangunan perikanan. Ketiga, memberikan penghargaan atas usaha dan kepedulian pengolah/pelajar/mahasiswa/peneliti atas inovasi pengembangan produk perikanan yang telah dilakukannya. Sedangkan Gelar Pengembangan Produk Hasil Perikanan dan Kampanye Aku Cinta Produk Perikanan Indonesia bertujuan untuk membangun kesadaran mengenai kekayaan produk perikanan Indonesia serta meningkatkan motivasi untuk lebih mencintai produk perikanan Indonesia. Berbagai macam produk olahan perikanan dari100 UPI besar dan UMKM akan ditampilkan dalam kegiatan ini. Safari Peningkatan Konsumsi Ikan bersama 500 Ibu Hamil yang dilaksanakan dalam mendukung program peningkatan gizi masyarakat melalui asupan ikan utamanya pada 1000 HPK (hari pertama kehidupan, yaitu sejak masa kehamilan hingga 2 (dua) tahun sejak bayi dilahirkan.

Selanjutnya, dalam upaya meningkatkan produk ekspor ke luar negeri, pemerintah telah mencanangkan bulan mutu dan upaya perbaikan produk olahan kelautan dan perikanan. Dimana, tahun ini nilai ekspor produk perikanan Indonesia ke beberapa Negara telah mencapai 4,18 miliar dollar AS. Selanjutnya, terkait dengan pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) perikanan, KKP melakukan bazar intermediasi permodalan UMKM sektor kelautan dan perikanan dengan Lembaga Keuangan dan Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB). Tujuannya yaitu membuat kesepakatan kemitraan antara Lembaga Keuangan, KKMB dan P2HP dalam mengembangkan UMKM SKP dan memberikan akses permodalan. Kedua, mendapatkan persetujuan Lembaga Keuangan (Bank/Non Bank) dalam memberikan akses permodalan terhadap UMKM SKP tahun 2014. Ketiga, promosi produk UMKM SKP yang berasal dari binaan KKMB, KKP dan lembaga keuangan (Bank dan Non Bank). Keempat, promosi dan sosialisasi akses kredit/fasilitasi kredit dari Lembaga Keuangan (Bank dan Non Bank), Lembaga Penjamin Kredit dan KKMB SKP.

Kemudian, untuk lebih meningkatkan potensi kekayaan kelautan dan perikanan, Indonesia sebagai negara yang kaya akan ikan dan terumbu karang perlu lebih mencegah adanya kerusakan ekosistem laut yang dampaknya akan berimbas terhadap kehidupan ikan di laut. Berkaitan dengan hal tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah membuat panduan mengenai lokasi keindahan bawah laut yang dapat dieksplor terutama oleh para penyelam. Panduan tersebut dibuat dalam sebuah buku Indonesia Dive Directory.

Untuk keterangan lebih lanjut silakan menghubungi Lilly Aprilya Pregiwati, Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan


Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2014