Jakarta (ANTARA News) - Ada yang tidak biasa pada kegiatan hari bebas berkendara atau car free day di sepanjang jalan protokol Sudirman - Thamrin, Jakarta, hari ini.

Ini karena kegiatan rutin seminggu sekali itu dilakukan hanya sehari sebelum Indonesia menyambut Presiden dan Wakil Presiden baru yang akan dilantik 24 jam kemudian di Gedung MPR/DPR/DPD.

Namun sebagian besar orang yang diantaranya partisipan tetap kegiatan-kegiatan pada car free day mengaku mengetahui Jakarta tengah berbenah menjelang pelantikan itu.

Sebagian besar dari mereka antusiastis menyambut acara pelantikan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden baru Indonesia esok, sebagian lagi menganggap tak mementingkan acara itu.

"Ini momen terbaik untuk Indonesia saat ini dimana besok ada pesta rakyat, kita masyarakat menyaksikan presiden terpilih, saudara Joko Widodo," kata Samuel Hutapea (29) kepada ANTARA News dalam acara CFD di silang Monas, Minggu, mempredikati Joko Widodo dengan "saudara".

Samuel menilai positif acara pesta rakyat yang diadakan untuk pertama kalinya diadakan di mana semua orang dapat berkumpul, mulai dari relawan, masyarakat biasa, hingga orang-orang penting.

Samuel bahkan rela untuk cuti bekerja esok hari demi mengikuti rangkaian acara pelantikan Jokowi, mulai dari kirab budaya hingga konser Salam 3 Jari. Dia menganggap perhelatan itu sama sekali tidak berlebihan.

"Ini kan buat masyarakat juga, masyarakat yang menikmati, dari pada duitnya buat korupsi, mendingan kita pakai buat pesta rakyat," ujar Samuel.

Samuel bahkan membandingkan kemerakyatan yang dia perkirakan pada pesta rakyat nanti lebih menarik ketimbang sebuah perkawinan selebritas yang belum lama ini menjadi heboh karena dianggap berlebihan oleh sebagian kalangan masyarakat itu.

"Kalau pesta rakyat gini kan semua bisa merasakan, dibandingkan (acara pernikahan) Raffi Ahmad, itu terlalu mewah, kesannya terlalu hura-hura walaupun duit pribadi, tapi kan yang nikmatin juga kalangan tertentu, kalau ini kan seluruh masyarakat Indonesia bisa menikmati," sambung Mujahrona, ibu rumah tangga berusia 50 tahun.

Fasya Akbari (19), mahasiswa salah satu universitas swasta di Jakarta, menimpali pesta rakyat lebih pantas diadakan, dengan alasan apa pun.

"Enggak berlebihan, pantas lah, itu (pesta rakyat) kan perayaan lima tahun sekali doang, enggak apa-apa lah," katanya.

Sebaliknya, Abdul Rosyid (43), menilai acara pesta rakyat yang mengikuti pelantikan di Gedung MPR besok itu sedikit berlebihan.

"Bagus sih ada pesta rakyat, tapi menurut saya berlebihan, alangkah eloknya kalau sewajarnya saja, takutnya nanti ada kecemburuan dari pihak lain," ujarnya.

"Kalau sampai berlebihan atau apa, pakai anggaran-anggaran apa gitu, kasian Pak Jokowi kalau nanti kena masalah," kata Abdul.

Mulyanto (54) juga menyarankan agar dana pesta rakyat dialokasikan ke kegiatan yang lebih tepat.

"Di Jakarta ini masih banyak anak-anak yang buku-buku materi saja harus fotokopi, itu kenapa? Apa dananya kurang? Kalau kurang ya tolong dibantulah, dialokasikan ke situ anggarannya," katanya.

Meskipun demikian, keduanya mendukung penuh pelantikan Jokowi besok.

"Kami sebagai warga negara Indonesia mendukung penuh pelantikan Pak Jokowi. Semoga acaranya berjalan lancar, tertib, aman, di bawah pemerintahan Pak Jokowi negara Indonesia juga makin aman, sentosa, maju, nama Indonesia terkenal di kancah internasional," kata Abdul Rosyid.

Supriatun (42), yang juga berada di tengah kegiatan berkaitan dengan car free day, menyambung, "Saya berdoa untuk Pak Jokowi, Pak JK semoga diberi kesehatan, panjang umur, dimudahkan dan dilancarkan urusannnya, mudah-mudahan amanah sampai akhir!".


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014