Makkah (ANTARA News) - Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI) mengemukakan beberapa catatat terkait penyelenggaraan haji 2014, mulai dari masalah kurangnya petugas, pemodokan, kesehatan hingga transportasi.
Ketua KPHI Slamet Effendy Yusuf di Makkah, Sabtu, antara lain menyoroti pemotongan jumlah petugas haji yang menyebabkan pelayanan haji menjadi berkurang.
Slamet Effendy mengatakan saat ini kuota haji memang dikurangi 20 persen. Namun hendaknya, kata dia, petugas jangan dikurangi juga 20 persen karena akan dapat mengurangi pelayanan kepada jamaah. "Saya kira pengurangan petugas itu kebijakan yang salah," katanya.
Sebagai contoh, akibat berkurangnya tenaga penanganan barang di Bandara menyebabkan petugas kewalahan dan jamaah kurang terlayani dengan baik. Slamet Effendy juga menyoroti petugas transportasi yang kurang padahal harus siaga 24 jam.
Dalam hal penginapan, KPHI menyoroti sebanyak 17.000 jamaah haji yang ditempatkan jauh dari Masjid Nabawi saat berada di Madinah. Slamet mengatakan, jika pemerintah ingin mengubah pola penyewaan penginapan maka perlu dikaji dengan baik agar harganya tidak mahal.
Selain itu, KPHI juga masih menemui adanya pemadatan penginapan selama di Makkah, artinya jamaah yang ditempatkan agak berjejal. "Kami mengeceknya langsung," katanya.
Khusus mengenai Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI), KPHI mencatat kejadian di Madinah karena BPHI tidak beroperasi sejak awal jamaah datang karena masalah tasrih atau izin. "BPHI Madinah dibuka terlambat," katanya.
Slamet Effendy menyesalkan izin BPHI yang tidak segera di urus dengan cepat padahal sudah habis. Petugas kesehatan di pos kesehatan, katanya, juga sempat kucing-kuncingan saat bertugas karena takut jika ada petugas Arab Saudi yang sedang mengawasi.
Namun khusus mengenai transportasi, Slamet Effendy cukup memberikan apresiasi karena kondisi bus cukup memuaskan, antara lain kondisi bus yang cukup bagus. "Saya juga naik bus shalawat (yang mengantar jamaah dari penginapan menuju Masjidl Haram)," katanya.
Mengenai penempatan jamaah gelombang kedua di Madinah, Slamet Effendy Yusuf melihat sudah cukup bagus penempatannya dan pembagian kuncinya sehingga.
Hal lainnya yang dinilai baik adalah waktu tunggu jamaah haji saat pemulangan ke Tanah Air. "Jamaah hanya perlu menunggu dua jam sebelum pesawat berangkat," katanya. Hal ini membuat jamaah tidak terkatung-katung di Bandara.
Hotel transito yang digunakan jamaah haji gelombang kedua juga dinilai bagus dan layak. "Hotel ini belum digunakan, namun sudah kami cek," katanya.(*)
Pewarta: Unggul Tri Ratomo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014