Namun, aktivitas vulkanik Gunung Slamet masih tinggi, sehingga status tetap Siaga
Purwokerto (ANTARA News) - Aktivitas Gunung Slamet, Jawa Tengah, yang hampir satu bulan didominasi gempa tremor, kini cenderung mengeluarkan gempa embusan, kata Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono.
Saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat, Surono mengatakan dalam beberapa hari terakhir, aktivitas tremor jarang terekam dan lebih didominasi gempa embusan.
Dia mencontohkan data pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Slamet, Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, dalam dua hari terakhir.
Dia menjelaskan gempa tremor sempat terekam pada Kamis (16/10), pukul 09.47-12.00 WIB, sedangkan gempa embusan terus-menerus terekam di Pos PGA Slamet.
"Oleh karena itu, masyarakat tetap tidak boleh beraktivitas di dalam radius empat kilometer dari puncak Gunung Slamet. Di luar radius tersebut, masyarakat tetap bisa beraktivitas seperti biasa dan semua objek wisata di sekitar Gunung Slamet aman untuk dikunjungi wisatawan," katanya.
Disinggung mengenai energi yang dikumpulkan melalui gempa tremor selama hampir satu bulan, dia mengharapkan itu akan dikeluarkan dalam bentuk embusan, bukan sebagai material pijar seperti pada 17-18 September 2014.
"Mudah-mudahan tetap seperti itu," kata pria yang akrab disapa Mbah Rono itu.
Berdasarkan data pengamatan PVMBG, Gunung Slamet pada Jumat, pukul 00.00-06.00 WIB, secara visual teramati mengembuskan asap putih sedang dengan ketinggian sekitar 50 meter dari puncak, sedangkan kegempaan terekam 183 kali gempa embusan.
Pada pukul 06.00-12.00 WIB, Gunung Slamet secara visual teramati mengembuskan asap putih tipis setinggi 50 meter dari puncak, sedangkan dari sisi kegempaan terekam 167 kali gempa embusan.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014