Jakarta (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) kembali mengirim Satuan Tugas Maritime Task Force (MTF) yang tergabung dalam misi perdamaian ke Lebanon atau Kontingen Garuda XXVIII-G/United Nations Interim Force In Lebanon (UNIFIL).
Kadispenum Puspen TNI, Kolonel Inf Bernadus Robert, di Jakarta, Jumat, mengatakan, pemberangkatan Satgas MTF Konga ke Lebanon itu melalui Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (16/10).
Satgas MTF Konga XXVIII-G/UNIFIL dipimpin Letkol Laut (P) I Gung Putu Alit Jaya dengan kekuatan 100 personel TNI AL, terdiri dari 88 personel awak kapal perang, pilot dan kru Heli sebanyak 7 personel, perwira kesehatan, Kopaska, penyelam dan perwira intelijen serta perwira penerangan masing-masing 1 orang.
Di samping itu, Satgas juga diperkuat dengan 1 Heli Bolkow BO-105/NV-410 dari Pusat Penerbang Angkatan Laut (Puspenerbal), Surabaya.
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko yang melepas pemberangkatan Satgas itu, mengatakan, misi ini merupakan misi ketujuh bagi Indonesia, setelah Dewan Keamanan PBB memperpanjang mandat tugas UNIFIL hingga 31 Agustus 2015, melalui Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 2172 tahun 2014.
Pada resolusi tersebut, Dewan Keamanan PBB menyambut dialog lanjutan dan perluasan kegiatan terkoordinasi antara UNIFIL dan Angkatan Bersenjata Lebanon.
Hal ini mendorong negara-negara anggota PBB untuk mendukung Tentara Nasional Lebanon dalam meningkatkan kemampuannya dan menegaskan kembali seruannya bagi pembentukan zona bebas senjata, selain yang menjadi tanggungjawab UNIFIL di Lebanon Selatan.
Panglima TNI memberikan penekanan kepada seluruh awak kapal bahwa sebagai prajurit yang sedang melaksanakan tugas operasi di lapangan harus selalu membekali diri dengan pengetahun terkait role of engagement, dan/atau terkait dengan otoritas UNIFIL untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan di daerah operasi.
Di sisi lain ABK KRI SIM-367 sebagai bagian unit kerja MTF UNIFIL, harus membekali diri dengan keterampilan teknis dalam konteks membantu peningkatan kemampuan Tentara Nasional Lebanon, sesuai kemampuan dan batas kemampuan yang dimiliki.
"Pahami aturan pelibatan, komando dan kendali komando CTF-448 guna menghindari kesalahpahaman antar unit tugas dan guna menghindari kerugian personel dan materil serta pahami misi MTF adalah sarat dengan misi politis, diplomatis, strategis dan misi taktis, yang menuntut kesatuan komando dan disiplin para prajurit sekalian," ujar Panglima TNI.
Tugas utama KRI SIM-367 sebagai unsur MTF adalah membantu Angkatan Laut Pemerintah Lebanon dalam menegakkan kedaulatan negaranya secara mandiri, mengamankan garis pantai, mencegah masuknya senjata dan material lainnya secara ilegal di perairan Lebanon sesuai mandat Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1701 tahun 2006.
Selama penugasan, KRI SIM-367 secara aktif akan berkontribusi kepada Maritime Task Force/UNIFIL dengan melaksanakan patroli rutin, latihan bersama baik dengan Lebanese Armed Forces (LAF) - Navy maupun unsur-unsur Maritime Task Force/UNIFIL lainnya di wilayah perairan Lebanon.
Dalam misi ini, KRI SIM-367 merupakan penugasan yang kedua, yang pertama tahun 2011 sukses menjalankan misi yang sama. KRI SIM-367 melaksanakan tugas selama 10 bulan di perairan Lebanon, dengan 2 bulan pelayaran pergi-pulang dan 8 bulan berada di Area of Maritime Operations Lebanon. Rute pelayaran menuju Lebanon, yaitu Surabaya-Jakarta-Belawan-Colombo (Srilangka)-Salalah (Oman)-Port Said (Mesir) dan Beirut (Lebanon).
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014