Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada perdagangan Rabu ditutup turun karena "profit taking" (ambil untung) setelah pasar naik sembilan hari bursa secara berturut-turut dan memecahkan rekor tertinggi baru.Secara teknikal memang sudah waktunya turun dan investor meralisasikan keuntungannya yang diperoleh akhir-akhir ini, kata Analis Riset PT Valbury Asia Securities, Kresna Dwi Setiawan, kepada ANTARA News di Jakarta, Rabu. Menurut Kresna, pelaku pasar mulai realistis menilai kondisi pasar saat ini yang telah berada pada level tidak lagi murah sehingga indeks tidak bertahan lama di level tertingginya. "Secara sentimen pasar masih positif, dengan diturunkannya suku bunga Bank Indonesia (BI-rate) yang memenuhi harapan pasar. Investor merealisasikan dulu keuntungannya sambil melihat-lihat perkembangan berikutnya untuk masuk ke pasar," ungkap Kresna. Selain itu, lanjutnya, faktor eksternal menurunnya bursa regional juga mempengaruhi perdagangan saham di BEJ. "Kita mengikuti pergerakan saham regional," tambahnya. IHSG ditutup turun 8,086 poin atau 0,49 persen menjadi 1.646,066 dan Indeks LQ45 melemah 1,886 poin atau 0,52 persen ke level 361,615. Saham yang turun mendominasi pasar, dimana 80 turun, 41 naik dan 90 stagnan. Transaksi yang terjadi sebanyak 20.429 kali dengan volume 1,417 miliar saham dan nilai Rp1,456 triliun. Penurunan indeks ini dipimpin oleh merosotnya saham Telkom (TLKM) Rp50 menjadi Rp9,050, Astra Internasional (ASII) terkoreksi Rp450 ke posisi Rp14.450, Bank Mandiri (BMRI) turun Rp25 menjadi Rp2.800, Indosat (ISAT) menurun Rp50 ke harga Rp5.400 dan Bank BCA (BBCA) melemah Rp25 menjadi Rp4.825. Sementara saham Perusahaan Gas Negara (PGAS) masih melanjutkan kenaikannya senilai Rp200 menjadi Rp12.250 dan Antam terangkat Rp150 ke posisi Rp7.200.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006