Saya imbau masyarakat yang ingin melakukan kegiatan syukuran, pesta agar tak berlebihan karena bisa mengganggu pelantikan,"

Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengimbau masyarakat tidak melakukan perayaan berlebihan saat pelantikan presiden.

"Saya imbau masyarakat yang ingin melakukan kegiatan syukuran, pesta agar tak berlebihan karena bisa mengganggu pelantikan," kata Moeldoko di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, pelantikan presiden-wapres memiliki nilai strategis yang akan disorot dunia sehingga bukan hanya aparat yang berkewajiban untuk mengamankan prosesi tersebut, tetapi masyarakat sebaiknya juga turut ambil bagian dalam menjaga ketertiban.

Pada saat pelantikan tersebut, ia meminta masyarakat menjalankan kegiatan mereka sebagaimana biasa.

Menurut dia, pihaknya bersama Polri memastikan personilnya siap untuk lakukan pengamanan pelantikan presiden/wapres terpilih dengan jumlah yang cukup memadai.

"Presiden-wapres itu lambang negara, di dalamnya ada kedaulatan. Tugas TNI mengamankan kedaulatan. Pembagian tugas dan komando pengendalian antara TNI dan Polri sudah jelas," kata Moeldoko.

Dikatakannya, pengamanan presiden, wapres maupun para tamu VVIP telah memiliki standar pengamanan yang tidak boleh dikurangi sedikitpun.

"Pengamanan presiden dan wapres maupun VVIP memiliki standar yang tak boleh dikurangi sedikitpun, jalankan tanpa ragu-ragu," ujarnya.

Sementara Kapolri Jenderal Polisi Sutarman mengatakan jumlah personel polisi terkait pengamanan pelantikan presiden terpilih Joko Widodo dan wapres terpilih Jusuf Kalla dipersiapkan hingga 24.800 orang.

Pengamanan dibagi ke dalam empat ring yaitu ring 1 (di dalam gedung MPR/DPR/DPD), ring 2 (halaman gedung MPR/DPR/DPD), ring 3 (jalan raya di sekitar Gedung MPR/DPR/DPD), dan ring 4 (sejumlah sentra-sentra perekonomian seperti pusat perbelanjaan).
(A064/N002)

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014