Banjarmasin (ANTARA News) - Kebakaran lahan yang terjadi di Kalimantan Selatan telah menelan korban jiwa warga Desa Banyu Hirang, Pematang, Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar saat di lokasi kebakaran.
Koordinator Manggala Agni BPBD Kalsel Zulkarnaen, di Banjarmasin, Kamis mengungkapkan, korban bernama Sumiati (40) yang tewas akibat terpanggang di semak-semak.
Sumiati ditemukan meninggal di semak-semak pada Minggu ( 12/10), sesaat setelah tim Manggala Agni berhasil memadamkan api yang membakar lahan di daerah tersebut.
Menurut dia, diduga korban sebelumnya menghirup asap hingga pingsan di lokasi kebakaran, dan akhirnya ikut terpanggang.
"Kejadiannya pada Minggu (12/10) lalu. Korban terjebak di tengah-tengah persawahan yang mengering dan terbakar. Korban kemungkinan mengalami sesak nafas terlebih dahulu, karena menghisap asap pekat akibat kebakaran lahan dan semak yang terjadi saat itu," kata Zulkarnaen.
Bukan hanya korban jiwa, tetapi juga materi, karena kebakaran lahan tidak hanya membakar semak belukar, tetapi juga sebagian lokasi persawahan.
Menurut dia, upaya penanganan kebakaran lahan dan semak marak terjadi di musim kemarau ini. Selain terkendala sumber daya manusia, tim satuan tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana Kebakaran Lahan dan Hutan Kalsel dihadapkan pada keterbatasan peralatan yang digunakan.
"Belum lagi harus berhadapan dengan masyarakat yang melakukan pembakaran terhadap lahannya sendiri. Kami banyak menerima laporan masyarakat yang melakukan pembakaran lahan pertaniannya, setelah kami datangi yang bersangkutan melarikan diri," katanya.
Dengan demikian, kata dia, petugas kesulitan menangkap tangan terhadap pelakunya. Selain di Kabupaten Banjar, pihaknya juga bertugas memadamkan kebakaran lahan di kawasan Kabupaten Barito Kuala dan Banjarbaru.
"Selama bertugas kami baru bisa menangkap tangan dua pelaku pembakar lahan di kawasan Jalan Jeruk Banjarbaru," katanya.
Para tersangka berkilah, bahwa perbuatannya ada yang menyuruh. Saat ini keduanya telah diserahkan kepada pihak kepolisian.
Terkait kebakaran lahan dan hutan, telah diberlakukan Siaga Darurat dari 16 September hingga 16 Oktober 2014. Sekarang diperpanjang lagi untuk 30 hari ke depan.
Sementara, jarak pandang pada Kamis (16/10) pagi di Banjarmasin dan Kabupaten Banjar hanya 50-100 meter, hal ini disebabkan kabut asap yang makin pekat.
Wakil Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Resnawan mengatakan pada Kamis (16/10) akan dilakukan hujan buatan melalui modifikasi cuaca dengan menggunakan pesawat pengebom air.
Menurut Rudy di Banjarmasin, Rabu, permintaan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar dilakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan, akhirnya ditanggapi dan segera direalisasikan.
(U004/N005)
Pewarta: Ulul M
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014