Sleman (ANTARA News) - Arif Yulianto (17), warga Sleman, DI Yogyakarta, yang ditemukan tergeletak di pinggir jalan dengan dua luka tembak pada perut dan tangan, Rabu (15/10), ternyata ditembak anggota Polsek Sleman karena telah memaki-maki polisi.
"Korban ditembak oleh anggota polisi karena sebelumnya tidak mengindahkan tembakan peringatan, setelah yang bersangkutan sebelumnya memaki-maki polisi di depan Markas Polsek Sleman," kata Kapolres Sleman AKBP Ihsan Amin, di Sleman, Kamis.
Kasus penembakan tersebut sempat menjadi misteri karena tiba-tiba Arif yang merupakan warga Dusun Watupecah, Pondokrejo, Tempel, Kabupaten Sleman, ditemukan dengan dua luka tembak dan langsung dibawa ke RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.
Ihsan Amin mengatakan, peluru yang mengenai tubuh Arif tersebut ditembakkan oleh EB anggota Polsek Sleman.
"Penembakan terjadi di Jalan Cimpling, Sumberadi, Mlati, Sleman. Setelah sebelumnya terjadi kejar-kejaran antara polisi dengan korban," katanya.
Menurut dia, pemicu dari penembakan tersebut adalah korban yang berboncengan naik sepeda motor dengan Agus Triyanto (16) , tetangga korban, melintas di depan Polsek Sleman.
"Di depan kantor polisi itu Arif memaki-maki polisi, kemudian polisi yang sedang jaga melakukan pengejaran dan sempat memerintahkan korban berhenti," katanya.
Namun perintah tersebut, kata dia, tidak diindahlan korban. Korban terus memacu motornya sehingga kemudian polisi melepaskan tembakan peringatan.
"Korban justru menendang anggota polisi yang mengejar. Sehingga anggota polisi mengarahkan tembakan pada badan korban," katanya.
Ia mengatakan, meski korban terbukti mabuk ketika menghina polisi, namun pihaknya tetap memeriksa anggota polisi yang menembaknya.
"Anggota polisi yang menembak tetap diperiksa Propam untuk menentukan sanksinya," katanya.
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014