Hal itu karena adanya indikasi tingginya jumlah persentase wanita Indonesia yang menderita kanker serviks,"

Yogyakarta (ANTARA News) - Penyakit kanker serviks menjadi prioritas untuk mendapatkan asuransi kesehatan dari pemerintah dalam penanganan dan penyembuhan penyakit tersebut, kata Wakil Menteri Kesehatan Ali Gufron Mukti.

"Hal itu karena adanya indikasi tingginya jumlah persentase wanita Indonesia yang menderita kanker serviks," katanya pada konferensi "An Update On Comprehensive Cardiovascular and Cancer Health Care Delivery Service", di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, Indonesia memiliki jumlah persentase 78 persen dibanding Jerman yang hanya delapan persen dalam persentase kanker servik stadium 3A. Angka itu dihitung dari jumlah penderita kanker serviks secara keseluruhan dari stadium 1A hingga 4B.

Oleh karena itu, pemerintah melalui Peraturan Menteri Nomor 7 Tahun 2013 tentang Asuransi Pelayanan Kesehatan Nasional, kanker serviks menjadi prioritas ketiga setelah diabetes mellitus tipe dua dan hipertensi untuk mendapatkan asuransi dari pemerintah.

"Menurut survei kesehatan nasional, kanker di Indonesia menempati urutan ke-7 penyumbang penyebab kematian di Indonesia. Angka itu merupakan angka yang cukup besar, bisa jadi pada tahun-tahun selanjutnya akan meningkat," katanya.

Ia mengatakan untuk mengurangi angka itu pemerintah melalui asuransi kesehatan nasional pada 2012 telah menetapkan anggaran sebanyak Rp144 miliar per tahun untuk penanganan penderita penyakit kanker.

"Saya mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh UMY dan Munster University, Jerman, terkait kerja sama dalam upaya penanganan kanker," katanya.

Menurut dia, untuk menekan angka penderita kanker itu bukan hany menjadi fokus pemerintah nasional, tetapi juga menjadi perhatian secara internasional.

"Oleh karena itu kerja sama dengan negara sahabat dalam upaya menangani masalah tersebut terus ditingkatkan," katanya.

Konferensi tersebut terselenggara atas kerja sama Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Munster University, Jerman.
(B015/M008)

Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014