Dallas (ANTARA News) - Ribuan pekerja kesehatan AS bergabung dalam kampanye di media sosial dalam beberapa hari terakhiri untuk mendukung seorang perawat di Texas yang menjadi korban pertama yang teinfeksi virus Ebola di Amerika Serikat setelah dia merawat seorang pasien Afrika yang sekarat di sebuah rumah sakit di Dallas.
Perawat bernama Nina Pham, 26, itu didiagnosis akhir pekan lalu dan tengah berada di sebuah unit isolasi di Texas Health Presbyterian Hospital, tempat dia bekerja.
Penyakitnya menimbulkan pertanyaan mengenai apakah kesalahan pada protokol penyakit menular ada di balik tertularnya sang perawat.
"Dia sakit bukan karena dia perawat yang buruk, tidak mengikuti prosedur, atau tidak cukup terlatih. Dia adalah RN (registered nurse atau perawat terdaftar) yang mengorbankan dirinya sendiri untuk merawat seorang yang sakit parah," kata Roy Rannila, staf rumah sakit Texas itu dalam laman Facebook-nya.
Satu laman berjudul "Presby Strong and Proud" sejak dua hari lalu sudah mendapat lebih dari 1.500 "like." Laman ini menunjukakn foto-foto staf rumah sakit yang mengenakan tombol "PresbyProud" dan menghimbau para profesional kesehatan untuk mengubah foto profil Facebook mereka dengan logo jaringan rumah sakit itu untuk menunjukkan dukungan kepada Pham.
Satu page Facebook berjudul "Nurses for Nina" mendapat 4.500 "like" kurang dari 24 jam dan dibanjiri pesan-pesan dukungan dari para penyedia jasa kesehatan, dari Texas dan Oklahoma, sampai Arizona dan Washington D.C.
Dr. Thomas Frieden, direktur Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit AS, mengatakan bahwa otoritas kesehatan masih menyelidiki bagaimana Pham terinfeksi selagi merawat Thomas Eric Duncan yang terjangkit virus Ebola di negeri kelahirannya Liberia dan meninggal pekan lalu di rumah sakit Dallas.
Frieden juga meminta maaf atas pidato awalnya yang menyebutkan bahwa pelanggaran prosedur perawatan telah membuat sang perawat terkena Ebola.
Pham sendiri mengatakan bahwa dia telah berusaha sebaik mungkin.
"Saya telah diberkati oleh dukungan dari keluarga dan para sahabat, serta disayangi oleh tim dokter dan perawat terbaik di dunia di sini di Texas Health Presbyterian Hospital Dallas," sambung dia.
Di Universitas Kristen Texas di dekat Ft. Worth di mana Pham menyelesaikan kuliah pada 2010 pada jurusan keperawatan, sejumlah mahasiswa menggelar doa bersama Selasa malam waktu setempat di gereja kampus dengan menyalakan lilin dan menyanyikan lagu-lagu penghormatan pada sang perawat.
Erin Taylor, yang menjadi teman Pham selagi berkuliah melukiskan Pham sebagai rajin belajar, tidak egois dan berani.
"Kami menyayangimu dan berdoa untukmu serta anjingmu," kata Taylor.
Seekor anjing King Charles Spaniel yang berumur satu tahun milik Pham telah dibawa ke luar apartemen Pham menuju sebuah tempat rahasia di mana kesehatannya akan diperiksa, demikian Reuters.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014