Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi bergerak menguat sebesar 12 poin menjadi Rp12.194 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.206 per dolar AS.
Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Rabu mengatakan rupiah bergerak menguat terhadap dolar AS meski di sisi lain dolar mengalami penguatan terhadap nilai tukar euro seiring data inflasi Inggris dan beberapa negara kawasan Eropa masih rendah.
Ia menambahkan masih adanya ekspektasi positif dari sebagian investor asing terhadap investasi di Indonesia dinilai masih menarik sehingga membuat laju rupiah sedikit terangkat.
"Namun, penguatan rupiah di pasar domestik masih terbatas dikarenakan masih terhalangi oleh sentimen laju perlambatan ekonomi global," katanya.
Ia mengatakan bahwa kekhawatiran atas perlambatan pertumbuhan ekonomi global, khususnya di Eropa dapat membuat investor kembali mempertimbangkan aset safe haven seperti dolar AS dikarenakan kondisi ekonomi AS yang relatif lebih sehat.
Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova mengatakan bahwa penguatan mata uang dolar AS terhadap rupiah cenderung mulai tertahan menyusul belum adanya kepastian waktu terkait kenaikan tingkat suku bunga oleh bank sentral AS (the Fed).
"Sentimen the Fed itu cukup memberi ruang bagi rupiah untuk menguat meski tidak signifikan," ujarnya.
Menurut dia, penguatan mata uang rupiah juga masih tertahan di tengah antisipasi investor terhadap susunan kabinet pemerintahan baru mendatang dan kebijakan yang akan direalisasikan dalam jangka pendek.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014