Tokyo (ANTARA News) - Dolar AS mengalami goncangan di pasar Asia pada perdagangan Rabu, akibat ketakutan pasar dengan kemenangan Partai Demokrat di Kongres AS yang diperkirakan akan mengarahkan ekonomi AS pada kebijakan yang tidak terlalu "market friendly" Dolar AS turun menjadi 117,55 yen di Tokyo dari kisaran 117,68 yen pada perdagangan sebelumnya. Sedangkan Euro dijual pada 1,2776 dolar AS dari sebelumnya 1,2773 dolar AS dan pada 150,25 yen dari sebelumnya 150,30 yen. Para pedagang merasa khawatir dengan kemungkinan perubahan kebijakan ekonomi AS setelah Partai Demokrat menguasai majelis rendah untuk pertama kali sejak 1994, meskipun mereka masih menghadapi pertarungan keras lagi untuk menguasai Senat. "Tidak ada yang memegang dolar AS jika Demokrat mengontrol kebijakan Ekonomi AS," kata Analis pasar uang Resona Bank, Shinji Kobayashi. Menurut penghitungan kantor berita AFP, Partai Demokrat berhasil merebut 18 kursi di Kongres atau tiga kursi lebih banyak dari yang dibutuhkan untuk merebut kontrol di Kongres. Meskipun demikian, para pedagang mencatat pasar masih terlihat belum banyak bereaksi. "Walaupun laporan berbagai media mengatakan Demokrat akan memenangkan mayoritas kursi di Kongres... dolar AS belum merosot tajam seperti perkiraan saya," kata Kobayashi. "Tapi saya kira dolar AS akan terus mengalami penurunan dalam satu dua hari ke depan." Beberapa analis melihat potensi terjadinya kebekuan politis dengan dominasi Demokrat di salah satu atau kedua majelis. "Jika Demokrat menjadi mayoritas baik di Kongres atau Senat, ini artinya kebijakan ekonomi AS akan dibatasi dan pedagang utama tampaknya akan melepas dolar mereka," kata kepala analis pasar uang JP Morgan ChaseBank, Tohru Sasaki. Demokrat selama ini dianggap tidak terlalu ramah terhadap dunia bisnis, tapi beberapa analis melihat investor malah akan menyambut kehadiran Demokrat mengingat partai oposisi diperkirakan akan lebih mengawasi pengeluaran Republik. Para pedagang juga menanti angka perdagangan AS dalam neraca pembayaran dan data sentimen konsumen AS yang akan dikeluarkan pada Kamis (9/11), serta data perdagangan mesin-mesin untuk September pada Jumat (10/11). Yen Jepang memiliki posisi yang kuat terhadap dolar setelah Gubernur Bank of Japan Toshihiko Fukui mengumumkan akan menaikkan suku bunga sebagai tindakan preventif untuk mengontrol inflasi. Sementara Euro terpuruk oleh data yang menunjukkan penurunan penjualan ritel bulanan di kawasan pengguna euro pada September dan penurunan output industri Jerman. Dolar AS turun menjadi 32,8110 dolar Taiwan dari sebelumnya 32,827 pada perdagangan Selasa, menjadi 9.112 rupiah Indonesia dari sebelumnya 9.117, dan menjadi 1,5600 dolar Singapura dari sebelumnya 1,5620. Meskipun demikian, dolar AS menguat menjadi 49,955 peso Filipina dari 49,83 dan menjadi 36,64 baht Thailand dari 36,63. (*)
Copyright © ANTARA 2006