Lebak (ANTARA News) - Duapuluh lima embung di Kabupaten Lebak, Banten, dalam dua minggu terakhir debit airnya terus menyust dan terancam kering karena kemarau panjang.
"Semua embung itu kondisi debit air menyusut hingga terancam kekeringan," kata Kepala Seksi Pengendalian dan Pengembangan Banjir Dinas Sumber Daya Air (SDA) Kabupaten Lebak, Etang Sobari, di Lebak, Selasa.
Ia mengatakan, diperkirakan jika dua pekan kedepan tidak turun hujan dipastikan kondisi embung bakal kering.
Selama ini, ujar dia, embung digunakan untuk mengaliri persawahan milik masyarakat, selain irigasi dan sungai.
Namun, akibat kemarau dipastikan ribuan hektare persawahan akan dilanda kekeringan.
"Kami minta petani menunda dulu menanam padi karena hingga kini kemarau masih berlangsung," katanya.
Menurut dia, kemarau yang terjadi saat ini masuk kategori lama karena hampir dua bulan lebih tidak turun hujan.
Karena itu, embung maupun sungai terancam kering sehingga terpaksa petani tidak menanam padi secara serentak.
Biasanya, ujar dia, mulai Oktober sudah memasuki musim hujan, namun sekarang hujan belum juga kunjung datang.
Selain mengancam sektor pertanian, kemarau panjang juga menyebabkan masyarakat kesulitan mendapatkan air bersih dari sumur-sumur mereka.
"Kami terus menyalurkan bantuan melalui mobil tangki ke lokasi-lokasi rawan krisis air bersih," katanya.
Pewarta: Mansyur
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014