"Katering di gelombang pertama ada sepuluh perusahaan. Namun ada yang melakukan kesalahan fatal yaitu makanannya basi akhirnya sesuai dengan kontrak yang bersangkutan harus dicoret," kata Kepala PPIH Daker Madinah, Nasrullah Jasam, kepada wartawan di Kantor Misi Haji Indonesia di Madinah, Selasa.
Seperti diketahui, selama menjalankan ibadah haji di Arab Saudi, jamaah haji mendapatkan makan selama di Madinah dan Armina (Arafah, Muzdalifah dan Mina). Sementara itu di Makkah, jamaah haji tidak mendapatkan makan, namun diberikan biaya hidup sebesar 1.500 riyal (termasuk untuk membayar dam/denda)
Victory Taste menyediakan 17.000 porsi makanan. Selanjutnya jatah perusahaan itu akan diberikan kepada perusahaan yang mendapat nilai atau ranking tertinggi. "Di akhir gelombang pertama kita melakukan evaluasi untuk dibuatkan ranking," kata Nasrullah kepada Media Center Haji.
Jika perusahaan yang ranking pertama tidak mampu makan akan diserahkan kepada urutan berikutnya, katanya.
Tim Katering PPIH Daker Madinah sendiri terus melakukan pengecekan secara mendadak ke perusahaan penyedia katering untuk memastikan semua perusahaan mematuhi perjanjian yang sudah dibuat.
Pada penyelenggaraan haji tahun ini, Kemenag juga mengikutkan petugas pengawas katering dari perguruan tinggi pariwisata di Bandung.
Mereka selain melihat kebersihan dapur juga kualitas makanan serta kesehatannya. Hal-hal yang diperiksa antara lain, berat makanan, tingkat kematangan makanan, tempat penyimpanan bahan makanan, dan lainnya.
Jamaah haji gelombang pertama berada di Arab Saudi mulai 1 hingga 14 September. Mereka ditempatkan dulu di Madinah baru ke Makkah. Mereka berada Madinah selama sembilan hari.
Sementara jamaah haji gelombang kedua mulai ditempatkan dahulu di Makkah dan baru ke Madinah. Jamaah gelombang kedua sudah berada di Madinah sejak kemarin (13/10). Seluruh jamaah haji Indonesia yang berangkat pada tahun 2014 adalah 154.467 orang dari kuota 155.200 orang.
Pewarta: Unggul Tri Ratomo
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014