Makassar (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR, Soeripto, mengatakan bahwa konflik di Kota Poso, Sulawesi Tengah, yang masih terus berlangsung hingga saat ini akibat kekurangtegasan pemerintah dalam menindak pelaku-pelaku kerusuhan, termasuk kemungkinan adanya aktor dibalik kerusuhan yang ditengarai diintervensi pihak-pihak asing tersebut. Ia mengatakan di Makassar, Selasa malam, bahwa kasus Poso tidak hanya masalah regional dan nasional, tetapi sudah masalah yang mendunia bahkan dia mensinyalir ada unsur asing yang sengaja bermain dalam konflik Poso karena tidak ingin melihat ada kedamaian di wilayah itu. Sebenarnya, lanjut anggota Fraksi PKS itu, aparat keamanan dan Badan Inteligen Negara (BIN) telah mengetahui peta-peta dan nama sejumlah aktor dibalik kasus kerusuhan Poso ini, namun mereka tidak berani bertindak tegas terhadap mereka. Soeripto sendiri mengaku heran dengan pemerintah karena konflik-konflik yang menyerupai kasus Poso yang terjadi di beberapa wilayah seperti Aceh dan Ambon atau DI/TII, cepat ditangani, sementara kasus Poso ini sangat lamban, bahkan cenderung semakin buruk. "Tentu ini ada kaitannya dengan tekanan pihak asing karena beberapa kasus konflik di Indonesia yang pernah terjadi, itu cepat ditangani, tetapi kok Poso belum selesai juga, padahal daerah itu wilayahnya kecil," ujar Soeripto. Namun demikian, ia membantah bahwa situasi di Poso sengaja diciptakan oleh aparat keamanan untuk mendapatkan anggaran yang lebih banyak untuk menggelar operasi di sana. Sementara itu, anggota Komisi I DPR lainnya, Andi M Ghalib, mengatakan bahwa aparat kepolisian masih mengalami kesulitan menangkap sejumlah orang yang dituduh melakukan aksi teror, karena polisi sendiri tidak memiliki bukti-bukti yang kuat mengenai keterlibatan mereka dalam aksi yang dituduhkan. Mantan Jaksa Agung itu mengatakan, Komisi I DPR sedang mengupayakan kerjasama dengan Menko Polhukam untuk menerjunkan Tim Pencari Fakta guna segera mengusut kasus-kasus teror di Poso. (*)

Copyright © ANTARA 2006