Infeksi virus yang berkembang menjadi kanker serviks baru disadari setelah 10-15 tahun kemudian
Jakarta (ANTARA News) - Human Papilloma Virus (HPV) tipe 16 dan 18, yang menyebabkan lebih dari 75 persen kasus kanker serviks atau mulut rahim tak hanya menular melalui kontak seksual.
"Penularan HPV bukan hanya melalui hubungan seksual, tetapi juga melalui segala aktivitas yang memungkinkan adanya kontak kelamin dengan orang yang terinfeksi. Bahkan bisa saja seseorang mendapatkan virus tersebut tanpa melakukan hubungan seksual," ujar dr. Andi Darma Putra, Sp. OG. (K) Onk, Staf pengajar Obstetri dan Ginekologi di FKUI, dalam seminar media di Jakarta, Selasa.
Dia menyebutkan, 80-85 persen penularan HPV terjadi melalui kontak seksual, misalnya melalui hubungan seksual, senggama, genital manual, atau oral genital. Sementara 10-15 persen sisanya menular melalui aktivitas non seksual, seperti mastrubasi.
Andi mengatakan, kanker serviks dapat terjadi pada semua perempuan berapapun usianya. Setengah dari semua perempuan yang didiagnosis menderita kanker serviks berusia 35-55 tahun.
"Kemungkinan besar mereka telah terkena HPV pada waktu remaja yaitu sekitar usia 20 tahun atau saat mulai terpapar dengan aktivitas seksual," katanya.
Banyak orang yang telah terpapar HPV dalam tubuhnya, lanjut Andi, mungkin tidak menunjukkan tanda atau gejala. Bahkan, kata dia, orang-orang dapat menularkan virus tanpa menyadarinya.
"Saat terinfeksi virus ini, awalnya tidak menimbulkan gejala. Infeksi virus yang berkembang menjadi kanker serviks baru disadari setelah 10-15 tahun kemudian. Biasanya gejalanya seperti nyeri panggul, gangguan pada kandung kemih, kebocoran vagina, pendarahaan saat dan pasca senggama, keputihan tidak normal," katanya.
Ketika seorang perempuan terinfeksi HPV tipe 16 dan 18, sementara sistem imun tubuhnya tidak mampu membersihkan virus tersebut, maka sel-sel abnormal dapat berkembang di permukaan serviks. Inilah yang dapat memicu terjadinya kanker.
Andi menambahkan, para perempuan yang melakukan aktivitas seksual terlalu dini termasuk kelompok yang berisiko menderita kanker serviks. Berdasarkan data WHO tahun 2012, pada perempuan, penyakit kanker serviks merupakan kanker ketiga terbanyak sesudah kanker payudara dan kanker kolorektal.
Kanker ini merupakan penyebab kematian keempat terbanyak di dunia setelah kanker payudara, kanker paru dan kanker kolorektal. Menurut WHO GLOBOCAN 2012, sekitar 527.624 orang perempuan di seluruh dunia didiagnosis kanker serviks dan sebanyak 265.653 orang meninggal karena penyakit ini. Sekitar 80 persen di antaranya berasal dari negara-negara berkembang.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014