Presiden Yudhoyono yang didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono tiba di Istana Negara Jakarta pada Selasa sekitar pukul 14.00 WIB untuk menerima gelar kehormatan tersebut.
"Saya merasa terhormat, dengan gelar ini sebagai perhatian dari kerja keras, dan memajukan budaya kami," kata Presiden Yudhoyono saat menerima gelar tersebut.
Dalam pidatonya, Presiden mengatakan pendidikan merupakan fokus utama dalam pembangunan di Indonesia dan merupakan salah satu cara untuk mengurangi kemiskinan.
Pemerintah Indonesia, menurut dia, terus berupaya meningkatkan akses masyarakat ke pendidikan tinggi bagi masyarakat tidak mampu di seluruh wilayah yang meliputi 17 ribu pulau. Upaya itu antara lain dilakukan lewat program bidik misi bagi masyarakat kurang mampu.
Dan kebudayaan, ia melanjutkan, tidak bisa dipisahkan dari bangsa Indonesia dan upaya melindungi kebudayaan juga merupakan upaya untuk melindungi identitas nasional bangsa Indonesia.
Wakil Presiden Boediono dan Ny. Herawati Boediono serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh dan para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II hadir dalam acara tersebut.
Gelar-gelar kehormatan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono setidaknya telah menerima 10 gelar Doktor Honoris Causa selama masa jabatannya.
Ia menerima gelar Doktor Honoris Causa Bidang Ilmu Hukum dari Webster University St Louis, Amerika Serikat, pada September 2005 dan gelar kehormatan yang sama di Bidang Ilmu Politik dari Thammasat University, Bangkok, Thailand, pada Desember 2005.
Presiden juga menerima Doktor Honoris Causa Bidang Pertanian dari Universitas Andalas, Padang (September 2006) dan gelar Doktor Honoris Causa Bidang Media dan Pemerintahaan dari Keio University, Tokyo (November 2006).
Tsinghua University, Beijing, memberikan gelar kehormatan kepada Presiden Yudhoyono pada Maret 2012 dan Universiti Utara Malaysia memberikan gelar serupa pada Desember 2012.
Lalu ada gelar Doktor Honoris Causa Bidang Kepemimpinan dan Pelayanan Publik dari Nanyang Technological University Singapura yang dia terima pada April 2013 dan gelar Doktor Honoris Causa Bidang Hukum Perdamaian dari Universitas Syiah Kuala Aceh dia dapat pada September 2013.
Universitas Ritsumeikan, Jepang, juga memberikan gelar Doktor Honoris Causa kepadanya pada September 2014 dan bulan ini dia menerima gelar yang sama dari Universitas Soka, Jepang.
Pewarta: Muhammad Arief Iskandar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014