Sentimen dari dalam negeri maupun eksternal belum cukup kuat membawa rupiah kembali ke area positif
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak melemah sebesar 10 poin menjadi Rp12.188 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.178 per dolar AS.
"Laju rupiah masih dalam area negatif meski masih dalam kisaran yang terbatas," ujar Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan maraknya pemberitaan terkait normalisasi kebijakan bank sentral AS (the Fed) membuat pelaku pasar cenderung mentransaksikan mata uang dolar AS.
Padahal, lanjut dia, sentimen yang ada saat ini cenderung melemahkan nilai tukar dolar AS menyusul pernyataan Wakil Gubernur The Fed S Fisher yang mengatakan bahwa melambatnya ekonomi global akan membuat the Fed menahan untuk menaikan suku bunganya.
"Pada sebagian mata uang di kawasan Asia, dolar AS cenderung mengalami pelemahan seiring ekspektasi the Fed akan menunda kenaikan suku bunganya," katanya.
Kemungkinan, menurut dia, pelaku pasar uang domestik lebih melihat dampak dari akan berakhirnya program stimulus the Fed yakni quantitative easing (QE) sehingga akan mengurangi suplai dolar AS di dalam negeri.
Dari dalam negeri, Reza Priyambada mengatakan, pelaku pasar uang juga masih dikhawatirkan oleh kondisi politik di dalam negeri menjelang pelantikan presiden dan wapres terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla.
"Sentimen dari dalam negeri maupun eksternal belum cukup kuat membawa rupiah kembali ke area positif," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014