Milan (ANTARA News) - Kerugian diperkirakan mencapai sedikitnya 300 juta euro (380 juta dolar AS) dan kehidupan normal terganggu di Italia Utara, saat curah hujan di luar kebiasaan telah berlangsung selama beberapa hari.

Sementara itu kemarahan meningkat karena tak ada peringatan dini yang dikeluarkan. "Refleksi diperlukan, sebab situasi ini menjadi simbol," kata Kepala Lembaga Anti-Korupsi Italia Raffaele Cantone di dalam satu wawancara dengan stasiun televisi negara, Rai, Senin (13/10).

Kota Pantai Genoa, tempat air beberapa sungai mulai menjebol tanggulnya akibat hujan lebat pada Kamis (9/10), adalah "lambang negara yang terhalang oleh peraturan, yang dapat memiliki dampak yang menghancurkan", kata Cantone.

Seorang pria berusia 57 tahun tewas pada Jumat (10/10) akibat air dalam jumlah besar yang membanjiri banyak rumah dan toko di Genoa serta beberapa desa di sekitarnya. Kereta terhalang dan jalanan tertutup lapisan lumpur tebal serta puing.

Turin, Parma, Padova, Brecia dan kota besar lain di Italia Utara juga dilanda puting beliung dan topan kuat, yang mengganggu lalu lintas serta memutus seluruh desa dari dunia luar, demikian laporan Xinhua, Selasa.

Gambar dan rekaman video di jejaring sosial memperlihatkan kondisi seperti perang; mobil hanyut, pohon tumbang dan segala jenis barang dihanyutkan banjir.

Ratusan prajurit, warga dan terutama relawan muda bekerja bahu-membahu untuk menutup tanggul sungai dengan pasir di wilayah Genoa pada Senin, sebelum terjadinya terjangan air bah baru.

"Saya akan menggunakan tekad yang sama untuk menyingkirkan lumpur birokrasi buruk, penundaan dan pertengkaran," demikian janji Perdana Menteri Italia Matteo Renzi saat mengomentari upaya pertolongan warga.

Renzi berjanji akan segera mengucurkan dua miliar euro untuk memperbaiki ketidak-stabilan hidro-geologi yang telah ikut menjadi penyebab banjir di Genoa serta bagian lain negeri tersebut.

Namun para ahli yang dikutip oleh Corriere della Sera, harian dengan sirkulasi terbesar di Italia, menggaris-bawahi bahwa bencana itu bukan peristiwa yang mengejutkan di negara tempat hampir 6.000 dari 8.000 kota praja menghadapi resiko hidro-geologidan lebih dari enam juta warga terancam banjir.

Meskipun demikian, pencegahan tak sering dilakukan di Italia, dan 35 juta euro yang disisihkan bagi upaya pencegahan setelah banjir menewaskan enam orang, juga di Genoa, pada 2011 tidak dikeluarkan akibat kemelut hukum yang terus merongrong.

Menurut satu studi yang dilakukan oleh organisasi lingkungan hidup utama di Italia --Legambiente, negara di Laut Tengah tersebut mengeluarkan rata-rata 200.000 euro per hari bagi upaya pencegahan dan 800.000 euro per hari bagi kegiatan pertolongan setelah setiap bencana alam.

Para ahli lingkungan hidup juga telah berulangkali menyalahkan pemerintah karena membangun terlalu banyak di daerah yang rawan banjir dan tanah longsor, dan telah mengeluarkan peringatan mengenai konsumsi lahan.

Penerjemah: Chaidar Abdullah 

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014