Moskow (ANTARA News) - Tiongkok dan Rusia pada Senin menandatangani sejumlah kesepakatan kerja sama, mulai dari bidang keuangan dan investasi hingga bidang energi dan kereta api berkecepatan tinggi.
Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang yang sedang berkunjung dan mitranya dari Rusia, Dmitry Medvedev, menyaksikan penandatanganan sekitar 40 perjanjian setelah menggelar Pertemuan Reguler Perdana Menteri Tiongkok-Rusia ke-19.
Dokumen, termasuk kesepakatan-kesepakatan pemerintah dan kontrak bisnis, juga mencakup perdagangan, pertukaran "people-to-people", teknologi canggih, satelit navigasi, "currency swap" (pertukaran mata uang) dan adat istiadat.
Sebuah kesepakatan pertukaran mata uang lokal senilai 150 miliar yuan (24,4 miliar dolar AS) antara bank sentral Tiongkok dan Rusia di antara dokumen yang ditandatangani, menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh bank sentral Tiongkok, Peoples Bank of China.
Perjanjian tiga tahun, dapat diperpanjang pada kesepakatan bersama, diharapkan dapat memfasilitasi perdagangan bilateral dan investasi langsung antar kedua negara.
Pertemuan yang sering dilakukan antara pemimpin kedua negara sepenuhnya menunjukkan bahwa hubungan antara Tiongkok dan Rusia strategis, stabil dan untuk jangka panjang, Li mengatakan dalam pembicaraan dengan Medvedev.
Selanjutnya memperkuat kerja sama bilateral, ia menambahkan, akan menguntungkan kedua dua negara berkembang utama itu dan perdamaian dunia serta pembangunan pada umumnya.
Tiongkok siap bekerja sama dengan Rusia untuk menerjemahkan kemitraan strategis komprehensif koordinasi mereka ke dalam lebih banyak kerja sama praktis, kata Perdana Menteri.
Tiongkok, lanjutnya, ingin meningkatkan kerja sama dengan Rusia pada proyek-proyek investasi besar di berbagai bidang seperti pertambangan, industri kimia, pertanian dan pembangunan infrastruktur.
Di bidang perdagangan, Tiongkok telah menjadi mitra terbesar Rusia selama empat tahun berturut-turut. Perdagangan dua arah mencapai 89,2 miliar dolar AS pada tahun lalu dan rencana-rencana yang sedang berlangsung untuk menaikkan volumenya menjadi 100 miliar dolar AS pada 2015.
Tiongkok juga siap untuk memajukan pembentukan transportasi koridor kecepatan tinggi Eurasia yang menghubungkan Beijing dan Moskow, Li mengatakan, menambahkan bahwa prioritas saat ini pada kereta api berkecepatan tinggi antara Moskow dan Kazan.
Mengenai kerja sama energi, perdana menteri Tiongkok mengatakan Beijing akan memperdalam kerja sama dengan Moskow dalam tenaga nuklir dan energi secara terpadu yang mencakup industri hulu, tengah dan hilir.
Sejak berdirinya 65 tahun yang lalu, hubungan diplomatik antara dua raksasa tetangga itu kini mencapai "titik tertinggi sepanjang masa," dengan seringnya kunjungan tingkat tinggi, lonjakan perdagangan dan investasi serta peningkatan jumlah proyek-proyek besar.
Li juga mendorong kedua belah pihak untuk lebih meningkatkan pertukaran "people-to-people" dan bersama-sama menandai peringatan 70 tahun berakhirnya Perang Dunia II pada tahun depan.
Sementara itu, Medvedev mengatakan Rusia bersedia untuk meningkatkan investasi skala besar dua arah dan meningkatkan kerja sama dengan Tiongkok di bidang-bidang termasuk infrastruktur transportasi dan penerbangan.
Rusia dan Tiongkok adalah teman dekat dan mitra, katanya.
Sebuah komunike bersama yang dikeluarkan setelah pertemuan pasangan itu mengatakan, kedua negara sepakat untuk membuka pasar yang lebih luas satu sama lain dan melawan proteksionisme perdagangan.
Dalam dokumen itu, Tiongkok dan Rusia berjanji untuk terus secara tegas mendukung satu sama lain tentang isu-isu yang menyangkut kepentingan inti mereka, dan menyerukan reformasi sistem ekonomi dan keuangan internasional untuk memenuhi kebutuhan ekonomi riil.
Mereka juga akan memperluas kerja sama di berbagai bidang seperti penerbangan sipil, manufaktur pesawat dan penggunaan damai tenaga nuklir, kata komunike tersebut.
(A026/A011)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014