New York (ANTARA News) - Harga minyak turun lagi pada Senin (Selasa pagi WIB), dengan Brent mencapai terendah empat tahun, di tengah meningkatnya kekhawatiran kelebihan pasokan setelah OPEC mengindikasikan bahwa para produsen tidak punya niat untuk memangkas produksi.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, turun delapan sen, menjadi ditutup pada 85,74 dolar AS per barel, harga terendah sejak Desember 2012, lapor AFP.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November, patokan internasional, turun 1,32 dolar AS menjadi ditutup pada 88,89 dolar AS per barel di perdagangan London, tingkat terendah sejak akhir 2010.
Pasar mengambil "situasi bearish" setelah komentar-komentar terakhir dari beberapa anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) menunjukkan kepuasan dengan situasi kelebihan pasokan, kata Matt Smith dari Schneider Electric.
Anggota terkemuka OPEC, Arab Saudi, menunjukkan bahwa pihaknya "merasa nyaman dengan harga sekitar 90 dolar AS," katanya, menambahkan tampaknya "mereka lebih memperhatikan pangsa pasar daripada harga."
Irak menjadi eksportir minyak mentah terbaru OPEC yang menurunkan harga jualnya setelah langkah serupa dilakukan oleh Arab Saudi dan Iran.
"OPEC tetap memberikan tidak ada indikasi bahwa pihaknya mungkin mengambil langkah-langkah untuk menopang harga," kata analis Commerzbank dalam sebuah catatan penelitian.
"Irak sekarang menjadi anggota OPEC utama ketiga yang secara signifikan menurunkan harga jualnya dibandingkan dengan harga patokan internasional," tambah mereka.
Namun, Menteri Perminyakan Kuwait Ali al-Omair pada Minggu (12/10) mengatakan bahwa ia memperkirakan penurunan harga untuk memulihkan selama musim dingin di belahan bumi utara -- tetapi OPEC tak mungkin untuk melawan penurunan harga dalam jangka pendek.
"Kami berharap (harga minyak) meningkat di musim dingin atau setidaknya mempertahankan tingkat saat ini," kata Omair, dikutip oleh kantor berita resmi KUNA.
Menteri juga mengatakan ia percaya bahwa minyak tidak akan turun di bawah 76-77 dolar AS per barel, yang merupakan biaya produksi di Rusia dan Amerika Serikat.
Penurunan ini diperkirakan karena faktor geopolitik, kenaikan persediaan dan perkiraan negatif untuk pertumbuhan ekonomi global, menurut Omair.
Dia mengatakan Kuwait belum menerima undangan untuk pertemuan keadaan darurat OPEC guna membahas harga tetapi akan hadir jika itu dijadwalkan.
Venezuela pada Jumat (10/10) mengatakan akan meminta pertemuan OPEC luar biasa tersebut.
"Kami akan meminta pertemuan OPEC yang luar biasa," kata Menteri Luar Negeri Rafael Ramirez, yang juga mantan menteri minyak negara itu dan mantan kepala perusahaan minyak milik negara PDVSA.
"Kami perlu mencoba untuk mengkoordinasikan semacam tindakan untuk menghentikan jatuhnya harga minyak," tambah dia.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014