Makkah (ANTARA News) - Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kemenag, Abdul Djamil, mengharapkan seluruh jamaah haji gelombang kedua ditempatkan dalam markaziyah atau tidak melebihi 650 meter dari Masjid Nabawi saat berada di Madinah.
"Saat ini sudah ada dua kloter (kelompok terbang) yang tiba di Madinah dan masuk dalam markaziyah," kata Dirjen di Makkah, Senin malam, di sela memberikan kompensasi bagi jamaah gelombang pertama yang ditempatkan di luar markaziyah.
Sebelumnya sebanyak 17.000 jamaah haji Indonesia gelombang pertama ditempatakan di luar markaziyah oleh majmuah atau pihak swasta Arab Saudi yang menangani masalah akomadasi. Akibatnya pemerinah meminta majmuah membayar kompensasi atau denda sebesar 300 riyal per orang. Satu riyal sekitar Rp3.200.
Mulai Senin, jamaah haji gelombang kedua (yang tiba di Makkah sejak 15 September) mulai diberangkatkan dari Makkah menuju Madinah.
Abdul Djamil mengatakan setelah peristiwa jamaah haji gelombang pertama terjadi, penyelenggara haji langsung memanggil majmuah untuk meminta kepastian agar gelombang kedua bisa ditempatkan di dalam markaziyah dan mereka menyanggupi.
"Itu bagian dari upaya kita agar jamaah haji gelombang kedua ditempatkan di markaziyah," katanya.
Dirjen mengatakan setelah itu penyelenggara haji terus memantau kesiapan penginapan bagi jamaah haji gelombang kedua. Hingga Dirjen memberikan keterangan, telah dua kloter gelombang kedua yang tiba di Madinah dan ditempatkan di markaziyah.
"Mudah-mudahan selanjutnya seperti itu," katanya.
Seperti diketahui, jamaah gelombang pertama ditempatkan terlebih dahulu di Madinah baru kemudian di Makkah. Sementara jamaah gelombang kedua, ditempatkan dulu di Makkah baru kemudian ke Madinah. Di Madinah, jamaah selain berziarah juga melakukan ibadah arbain atau sholat wajib 40 waktu tanpa putus. Kota Madinah adalah salah satu dari dua kota suci di Arab Saudi, selain Makkah.(*)
Pewarta: Unggul Tri Ratomo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014