Masing-masing dari mereka akan menonjolkan busana yang terbuat dari kain-kain khas nusantara. Anaz Khairunnas, misalnya, dengan kain batik tulis Sumenep, Madura. Ia merancang long dress berwarna gelap untuk Elfin.
Busana ini nantinya akan digunakan Elfin sebagai gaun malam. "Motif batik yang saya gunakan kali ini adalah motif batik paling tua di Sumenep, namanya motif badai, dengan garis pattern cutout. Filosofinya, menceritakan mengenai daerah Madura yang meskipun cuacanya panas, namun memiliki kebudayaan dan sejarah pulau yang indah dan damai," ujar Anaz dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
"Saya gunakan warna hitam karena bagus untuk batik. Kemudian, ada detil-detil mutiara untuk menambah kesan elegan dan modern," tambah dia.
Selain itu, ada pula Dian Pelangi yang akan menampilkan busana dalam bentuk blazer berbahan dasar kain songket khas Palembang. Blazer ini diberi aksen payet tembaga dan rantai berwarna emas pada bagian belakangnya.
Sementara itu, Didiet Maulana menggunakan kain endek Bali untuk rancangan busana coctail transparan dan solid yang diberi nama Flora Cempaka.
Kemudian, ada juga Estee Nugraha yang menggunakan kain tenun Ulap Doyo turut memberikan dukungan untuk busana yang akan dikenakan Elfin.
Estee mengungkapkan, tenun Ulap Doyo merupakan salah satu warisan budaya dari Dayak Benuaq, yakni salah satu suku Dayak yang berdiam di Kalimantan Timur.
Tak hanya itu, desainer lainnya juga akan turut menyumbangkan karyanya di kompetisi kecantikan itu, seperti Soko Wijayanto, Batik Ny. Indo dan Batik Sulthan.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014