Tak sampai lima tahun, sudah selesai dan dioperasikan.Surabaya (ANTARA News) - Pemerintah memperkirakan Tol Trans Jawa sepanjang 615 kilometer dapat diselesaikan dan dioperasikan tidak sampai lima tahun ke depan.
"Tak sampai lima tahun, sudah selesai dan dioperasikan," kata Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto menjawab pers usai meresmikan Jalan tol Mojokerto--Kertosono Seksi 1 sepanjang 14,7 kilometer, di Jombang, Senin.
Penegasan tersebut terkait dengan pernyataan Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto sebelumnya bahwa Presiden terpilih Joko Widodo harus tetap melanjutkan proyek tol lintas Jawa.
Tidak hanya itu, pihak terkait memang mendesak agar percepatan penyelesaian tol yang bertujuan mengurangi beban pantai utara Pulau Jawa sejak 1990-an itu, benar-benar dapat dilakukan.
Menurut Djoko Kirmanto, secara umum persoalan yang menghadang Tol Trans Jawa adalah proses pembebasan lahan, meski sebagian ruas yang lain sudah selesai.
Djoko merinci, Serang--Jakarta, Jakarta--Karawang sudah selesai, sedangkan Karawang--Cirebon, tahun depan selesai.
"Cirebon--Brebes tahun depan selesai, Brebes--Semarang masih pembebasan lahan, Semarang--Solo--Bawen selesai, Bawen--Solo pembebasan lahan. Kemudian, Solo--Ngawi, 90 persen lahan sudah dibebaskan, Ngawi--Kertosono juga sama, Kertosono--Mojokerto sedang diselesaikan, terakhir Mojokerta--Surabaya," katanya.
Oleh karena itu, tegasnya, pihak terkait agar lebih keras lagi untuk mengupayakan percepatan pembebasan lahan untuk pembangunan infrastruktur, khususnya jalan tol.
"Lahan dibebaskan bukan untuk investor tetapi untuk kepentingan masyarakat sekitar khususnya dan bangsa Indonesia umumnya," katanya.
Dirjen Bina Marga PU, Djoko Murjanto juga optimis Tol Trans Jawa bisa diselesaikan sekitar 3--5 tahun ke depan.
"Lima tahun sebelumnya masalah itu ada di finansial dan lahan, kini finansial tak masalah, tetapi hanya lahan," kata Dirjen Bina Marga.
Dirjen Bina Marga berharap UU Lahan yang baru bisa berkontribusi signifikan terhadap pembebasan lahan jalan tol mulai 2015.
(E008)
Penegasan tersebut terkait dengan pernyataan Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto sebelumnya bahwa Presiden terpilih Joko Widodo harus tetap melanjutkan proyek tol lintas Jawa.
Tidak hanya itu, pihak terkait memang mendesak agar percepatan penyelesaian tol yang bertujuan mengurangi beban pantai utara Pulau Jawa sejak 1990-an itu, benar-benar dapat dilakukan.
Menurut Djoko Kirmanto, secara umum persoalan yang menghadang Tol Trans Jawa adalah proses pembebasan lahan, meski sebagian ruas yang lain sudah selesai.
Djoko merinci, Serang--Jakarta, Jakarta--Karawang sudah selesai, sedangkan Karawang--Cirebon, tahun depan selesai.
"Cirebon--Brebes tahun depan selesai, Brebes--Semarang masih pembebasan lahan, Semarang--Solo--Bawen selesai, Bawen--Solo pembebasan lahan. Kemudian, Solo--Ngawi, 90 persen lahan sudah dibebaskan, Ngawi--Kertosono juga sama, Kertosono--Mojokerto sedang diselesaikan, terakhir Mojokerta--Surabaya," katanya.
Oleh karena itu, tegasnya, pihak terkait agar lebih keras lagi untuk mengupayakan percepatan pembebasan lahan untuk pembangunan infrastruktur, khususnya jalan tol.
"Lahan dibebaskan bukan untuk investor tetapi untuk kepentingan masyarakat sekitar khususnya dan bangsa Indonesia umumnya," katanya.
Dirjen Bina Marga PU, Djoko Murjanto juga optimis Tol Trans Jawa bisa diselesaikan sekitar 3--5 tahun ke depan.
"Lima tahun sebelumnya masalah itu ada di finansial dan lahan, kini finansial tak masalah, tetapi hanya lahan," kata Dirjen Bina Marga.
Dirjen Bina Marga berharap UU Lahan yang baru bisa berkontribusi signifikan terhadap pembebasan lahan jalan tol mulai 2015.
(E008)
Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014