Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengajak semua pihak untuk lebih memikirkan langkah-langkah mendalam guna mencegah tindakan kekerasan antar anak-anak.

Ajakan Fahri itu terkait beredarnya video kekerasan yang dilakukan oleh siswa sekolah dasar di Bukittinggi, Sumatera Barat.

"Saya SMS Pak Irwan (Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno). Di samping Pemda Bukittinggi melakukan tindakan, pemerintah provinsi juga bertindak serius, paling tidak secara teknis dilakukan di pemda Bukittinggi. Tapi saya mengatakan ini di masyarakat Indonesia secara umum. Di banyak tingkatan, ini harus ada refleksi total," kata Fahri di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin.

Fahri mengaku kaget menyaksikan video kekerasan yang dilakukan anak SD di Bukittinggi.

"Saya nonton videonya, saya dan istri kaget dan terbelalak. Bisa ada vandalisme dan premanisme pada level anak SD seperti itu, membuat kita harus berpikir mendalam, apa yang ada dalam pikiran kolektif anak Indonesia di Bukittinggi, tiba-tiba ada kekerasan semacam itu," katanya.

Menurutnya, kekerasan pada anak-anak dikarenakan beberapa faktor seperti konten televisi, kohesi sosial yang semakin tidak menarik, kian berkurangnya peran institusi keagamaan, dan tidak lagi terlihat mengaji sore hari ke surau.

"Kalau saya jadi Pak Jokowi, revolusi mental harus dijabarkan sekarang. Kalau Pak Jokowi mau revolusi mental, ini konkret kalau mau dilakukan," ujar wasekjen PKS itu.

Terkait proses hukum, Fahri menyarankan agar hal tersebut dikonsultasikan dengan psikolog khususnya mengenai efek pada pelaku.

"Kelakuan anak-anak itu adalah kesalahan kita, kita yang harus dihukum."

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014