"Kemarau berkepanjangan tanaman cabai mengering karena kesulitan pasokan air, para petani di Indramayu gagal panen, padahal biaya tanam cukup tinggi," kata Rastimin, salah seorang petani cabai di Kecamatan Haurgeulis Kabupaten Indramayu, Senin.
Dikatakannya, atasi kemarau petani di Indramayu masih bisa memanfaatkan pompanisasi, tapi musim panas saat ini air sumur bor kering, sehingga mereka sulit mendapatkan air tersebut untuk kebutuhan siram tanaman cabai.
Lahan yang tanaman cabai yang mengering diperkirakan mencapai 200 hektare di sepanjang Haurgeulis mengarah Cikamurang, jika kemarau mash berlanjut bisa mencapai ribuan hekatre.
Perkiraan para petani cabai di Kabupaten Indramayu, kata dia, bulan Septermber sudah mulai turun hujan, kini memasuki Oktober masih kemarau sehingga tanaman cabai mengering.
Sementara itu Kasnawi petani lain di perbatasan Kabupaten Cirebon Indramayu mengaku, musim kemarau tahun ini menyulitkan petani cabai, tanaman mereka mengering tidak bisa diselamatkan, terpaksa harus tanam kembali, padahal modal mereka cukup tinggi.
Tanaman cabai masih bisa mengandalkan air sumur bor, kata dia, tapi kemarau kali ini sumur tersebut mengering, petani berharap hujan.
Biasanya tanaman cabai di Kabupaten Indramayu dan Cirebon panen maksimal saat kemarau, karena bisa disiram memanfaatkan air sumur bor, kini mereka gagal panen akibat kekeringan.
Anang, Kepala Seksi Produksi Kelembagaan dan Pengembangan Usaha Tani Dinas Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu mengatakan, lahan pertanian Pantura Indramayu membutuhkan saluran irigasi yang baik demi menghindari gagal panen akibat kemarau.
Saluran irigasi yang baik akan membuat pasokan air normal, tanaman terhindar dari kekeringan, sedangkan saat musim hujan air tersebut mengalir dengan baik sehingga tanaman selamat tidak terendam banjir.
Pewarta: Enjang Solihin
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014