Dalam wawancara dengan harian Tagesspiegel yang terbit di Berlin, Steinmeier mengatakan perseteruan lama di Timur Tengah perlu dikesampingkan demi menjamin sebuah front bersatu melawan ISIS dan dia bersumpah untuk mengangkat isu ini dengan pemimpin Arab Saudi manakala dia mengunjungi negeri itu Minggu esok.
"Kami tengah mencoba meyakinkan negara-negara Arab, Turki dan Iran bahwa adalah penting bekerja bersama melawan ISIS," kata dia.
Dia menambahkan bahwa Jerman mendesak Ankara untuk memerangi ISIS dengan "pasukan penuh".
Pernyataan Steinmeier ini muncul setelah 20.000 orang yang sebagian besar warga Kurdi, berunjuk rasa di Duesseldorf, Jerman.
Demonstrasi serupa yang terjadi di Hamburg dan Celle selama pekan lalu over telah berbuntut pada kekerasan antara Kurdi dan kelompok Islam radikal, namun polisi mengatakan demonstrasi yang digelar hari ini berlangsung damai.
Jumat kemarin, utusan PBB untuk Timur Tengah memperingatkan bahwa ribuan warga Kurdi di Kobane kemungkinan dibantai jika kota Suriah di perbatasan dengan Turki itu jatuh ke tangan ISIS.
Kota yang terkepung itu berada dalam jarak pandang penuh tank-tank Turki yang tak melakukan intervensi apa pun. Nasib Kobane telah memicu kekerasan jalanan paling buruk di Turki yang diantaranya berpenduduk 15 juta Kurdi, dalam beberapa tahun terakhir.
Iran dipersalahkan oleh Barat sebagai biang bangkitnya ISIS yang menguasai bagian besar Suriah dan Irak. Namun Iran juga menggarisbawahi keperluan untuk bertindak bersama dalam menghadapi kaum esktrimis itu.
Iran menggelar pembicaran dengan enam negara besar perihal program nuklirnya yang dipersengketakan Barat, namun kedua belah pihak gagal bersepakat dengan malah mempepanjang tenggat menjadi 24 November, demikian Reuters.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014