Penyiapan SDM di semua sektor ekonomi melalui pelatihan dalam jangka pendek seperti kursus dan training dengan dilengkapi standar kompetensi profesi, sehingga saat pemberlukan MEA 2015, SDM Indonesia telah siap,"

Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah dan masyarakat Indonesia harus mampu menyiapkan sumberdaya manusia (SDM) khususnya pekerja yang tangguh dan handal guna menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) awal 2015.

"Penyiapan SDM di semua sektor ekonomi melalui pelatihan dalam jangka pendek seperti kursus dan training dengan dilengkapi standar kompetensi profesi, sehingga saat pemberlukan MEA 2015, SDM Indonesia telah siap," kata Ketua Dewan Pakar Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Mustafa Edwin Nasution pada seminar nasional "Ekonomi Syariah Indonesia Menghadapi MEA 2015", di Kampus FKG Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama), Bintaro, Jakarta Selatan, Sabtu.

Dalam seminar yang diadakan Univeritas Prof Dr Moestopo bekerjasama Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) itu, Mustafa menegaskan, tanpa penyiapan SDM yang tangguh dan andal, maka pasar lapangan kerja akan dapat diisi dari SDM dari negara ASEAN lainnya.

Ketika ditanya penyiapan SDM dari perguruan tinggi, Mustafa mengatakan, penyiapan SDM membutuhkan waktu panjang antara 3-5 tahun, sehingga sekarang yang diperlukan terlebih dulu program pelatihan dan kursus secara cepat dan tepat untuk mengisi SDM di sektor industri, jasa dan perdagangan dalam menghadapi MEA 2015.

Dia menambahkan, pemberlakukan perdagangan bebas se-ASEAN untuk sektor perbankanbaru diberlakukan pada tahun 2020, sehingga dunia perbankan Indonesia diharapkan agar menyiapkan SDM yang tangguh mulai saat ini.

Kendati demikian, kata Mustafa, pendapatan per kapita Indonesia per tahun hanya 4.700 dolar AS, sedang Malaysia 13.000 dolar AS dan Singapura 51.000 dolar, tapi Indonesia yang jumlah penduduknya lebih dari 250 juta jiwa patut bersyukur memiliki kekayaan alam yang melimpah dan berpotensi memanfaatkan.

Sementara itu, Dirut PT Bank Panin Syariah, Deny Hendrawati mengatakan, untuk meningkatkan daya saing Indonesia, khususnya perbankan syariah di Indonesia harus fokus kepada optimalisasi kekuatan dan perbaikan pada kelemahan yang bersifat strategis.

Dalam kacamata praktisi, terdapat empat hal yang harus dibenahi bank syariah, yakni variasi produk yang unik, perluasan jaringan layanan yang terjangkau, peningkatan ketersediaan SDM baik dari segi kualitas maupun kuantitas serta dukungan dari pemerintah, katanya.

Rektor Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama) Prof Dr H Sunarto, MSi mengatakan, univertitasnya secara nyata telah menunjukkan komitmennya untuk berperanserta dalam mewujudkan pengembangan SDM berbasis kompetensi baik di bidang ekonomi dan keuangan syariah.

"Universtitas Prof Dr Moestopo (Beragama) menyambut baik upaya IAEI dan OJK yang pada tanggal 14 Oktober nanti akan menyelenggarakan forum koordinasi pengembangan kurikulum ekonomi syariah dengan mengandeng para pengambil kebijakan dari Ditjen Dikti Kemendikbud dan Ditjen Diktis Kementerian Agama," katanya.(*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014