"Banyak orang tua tidak sadar bahwa benda itu ada di sekitar kita, misalnya orang tuanya suka pakai kuteks, aseton-nya sudah disimpan dengan benar tidak, semir sepatu ditaruh yang benar atau tidak, setelah menguras motor, bensinnya ditaruh yang benar tidak, memperbaiki pintu lemnya disimpan yang benar apa tidak," katanya.
"Benda-benda itu sangat berbahaya karena dapat menyebabkan efek hallucinogen," lanjutnya ditemui setelah talkshow dengan orang tua murid dalam program "Kapten BeNN Goes to School" di SDN Lebak Bulus 01, Jakarta, Jumat.
Hallucinogen sendiri dapat mengubah dan menyebabkan distorsi persepsi, pikiran, dan lingkungan, meningkatkan risiko gangguan mental, seperti yang disampaikan Eva Fitri Yuanita, perwakilan BNN dalam talkshow tersebut.
"Narkoba itu narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif, sedangkan benda-benda seperti pilox dan pulpen gell tersebut disebut inhallen karena dicium atau dihirup lewat hidung yang dapat menyebabkan kecanduan atau adiktif," ujarnya.
Dalam talkshow tersebut juga disebutkan ciri-ciri fisik dan tingkah laku anak-anak yang menyalahgunakan narkoba, di antaranya sering berbohong atau manipulasi keadaan, bengong atau linglung, sering menyendiri atau bersembunyi di kamar mandi, di gudang atau tempat-tempat tertutup, dan menarik diri dari aktivitas bersama keluarga.
"Kuncinya anak-anak harus lebih dekat dengan Tuhan, hubungan orang tua dan anak dipererat, menggali potensi diri pada anak dan membiasakan hidup sehat, seperti membawa bekal dari rumah," kata Endang.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014