PT Javanero Indonesia sebagai penjual memperoleh Rp32 juta dari penjualan 25 kilogram kopi spesial tersebut.
Moelyono Soesilo dari PT Taman Delta Indonesia asal Semarang, Jawa Tengah, mengaku rela merogoh koceknya lebih dalam untuk membeli kopi luwak itu karena ingin mengangkat nama kopi Indonesia ke dunia internasional.
"Sebenarnya kami ingin mengangkat kopi Indonesia ke internasional karena kalau tidak, dalam lima tahun lagi Indonesia bisa jadi importir kopi. Padahal Indonesia mempunya banyak ragam kopi, tetapi tingkat produksinya masih di bawah konsumsi," kata Moelyono, yang bergabung bersama PT Perpustakaan Kopi Indonesia untuk membeli kopi luwak tersebut.
"Kami berani tawar tinggi agar harganya di pasaran luar negeri juga naik. Kami berani beli 105 dolar AS karena ada adding value-nya yang bisa saya bawa, kopi-kopi dari lelang ini kan sudah pilihan paling bagus, jadi kalau mau jual mahal ya harus bagus," ujar Frederick dari PT Perpustakaan Kopi Indonesia yang berbasis di Jakarta dan Bali.
Frederick, yang mengembangkan bisnis dalam kafe kopi serta perkebunan kopi di Sumatera, Jawa, Sulawesi, Flores, Bali, dan Papua, mengaku sering ikut pameran kopi di luar negeri seperti Tiongkok dan Korea untuk mempromosikan kopi luwak.
"Dengan membeli seharga 105 dolar AS ini saya bisa buktikan kalau ini the best luwak dan pantas dengan harga tersebut,” tambahnya.
Kopi luwak yang memiliki detail rasa kacang panggang, cokelat, asam lemon, dan manis setelah diminum itu memang mendapat nilai cukup tinggi yakni 83,55 dalam skor uji cita rasa yang dilakukan oleh 25 juri dari Amerika Serikat, Australia, Singapura, Malaysia, Taiwan, Korea dan Indonesia dengan Ketua Juri Rocky Rhodes dari Amerika Serikat.
Tiga puluh kopi spesialti dari seluruh penjuru Indonesia dilelang pada acara Lelang Kopi Spesialti Indonesia ke-3 tahun 2014.
Pada babak penyisihan, kopi dari Pengalengan Jawa Barat meraih skor 87, skor tertinggi yang pernah diraih oleh peserta Lelang yang diselenggarakan sejak 2010.
Pewarta: Monalisa
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014