Masih adanya faktor negatif dari sisi fundamental dan politik dapat meredakan sentimen penguatan rupiah pada hari iniJakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat pagi, melemah 26 poin menjadi Rp12.192 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.166 per dolar AS.
Analis Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa masih adanya faktor negatif dari sisi fundamental ekonomi global dan politik di dalam negeri membuat laju mata uang rupiah tertahan sehingga kembali berada dalam area negatif.
Ia mengemukakan bahwa dari eksternal, bank sentral Eropa (ECB) yang cenderung mendukung kebijakan moneter secara agresif mengembalikan tren penguatan dolar AS yang beberapa hari terakhir ini sempat mengalami koreksi.
"ECB bersiap untuk mengambil stimulus moneter tambahan untuk menahan ancaman deflasi di kawasan Eropa," katanya.
Dari dalam negeri, lanjut dia, pelaku pasar saham asing yang cenderung kembali melakukan aksi lepas mendorong permintaan dolar AS meningkat di dalam negeri sehingga menekan mata uang domestik.
"Masih adanya faktor negatif dari sisi fundamental dan politik dapat meredakan sentimen penguatan rupiah pada hari ini," katanya.
Sementara itu, Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan bahwa pelemahan rupiah masih cenderung terbatas menyusul belum adanya kepastian waktu bank sentral AS (the Fed) untuk menaikkan suku bunganya.
"Rupiah pun masih memiliki peluang kenaikan, dan diharapkan juga Bank Indonesia dapat menjaga fluktuasi mata uang domestik tidak terlalu lebar," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014