Jakarta (ANTARA News) - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) akan membuat pilot project (proyek percontohan) di empat daerah untuk menerapkan sistem resi gudang. Ketua Bappebti Titik Herawati di sela Halal Bihalal di Hotel Borobudur Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa keempat daerah yang akan dijadikan pilot project ini adalah Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi dan Lampung. Menurut Titik, pelaksanaannya akan dimulai saat terjadi panen raya. "Kita akan lakukan di saat panen raya berlangsung di daerah itu," ungkapnya. Dengan adanya pilot project ini, lanjutnya, Beppebti akan mempelajari kelebihan dan kekurangan sistem resi gudang ini. "Kami akan mempelajari, seperti komoditinya apa, gudang siapa, lembaga uji mutunya siapa dan beberapa yang mendukung atas pelaksanaan resi gudang ini," tambah Titik. Resi gudang pada dasarnya adalah satu cara bagaimana komoditi bisa dijadikan kolateral. Petani ataupun pemilik komoditi tidak perlu menjual komoditinya sewaktu harga rendah, tetapi masih dapat mendapatkan dana dari perbankan untuk memulai kegiatannya lagi. Yang menjadi penting adalah begaimana perbankan dapat mempercayai nilai komoditi yang diagunkan. Bagaimana kualitas komoditi tersebut tidak menurun dan untuk berapa lama. Resi gudang ini juga akan mengantipasi jika pemilik tidak dapat menjualnya. Hal inilah yang merupakan tugas pengelola gudang untuk dapat memberikan jaminan kepada bank. Selain itu, resi gudang ini bertujuan untuk melindungi komoditi pertanian yang mempunyai ciri yang khas, berumur terbatas dan hanya dipanen pada waktu-waktu tertentu saja. Sehingga akibatnya fluktuasi harga sangat besar, dan ditambah oleh pengaruh harga di pasar internasional. Sistem resi gudang yang undang-undangnya baru disahkan pada Maret 2006 ini, mengatur penggunaan hasil panen yang disimpan dalam gudang dengan sertifikat dapat digunakan sebagai jaminan atau diperjualbelikan dalam transaksi berjangka. Sistem tersebut diharapkan dapat membantu petani memperoleh harga jual yang baik, dan mendapat pinjaman untuk memperluas usahanya. Namun, PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) saat ini belum akan memperdagangkan sistem resi gudang menunggu menjadi credible asset. Direktur Utama BBJ Hasan Zein Mahmud, dalam kesempatan yang sama, mengatakan Bappebti dalam memulai (di pilot Project) resi gudang masih dalam kondisi innegotiable. "Bursa melakukan perdagangkan jika barangnya sudah negotiable sehingga asetnya sudah credible," katanya. Selain itu, menurut Hasan, bursa juga akan memperdagangkan apabila warkat tersebut sudah masuk ke dalam pasar. "Kita tunggu saja Undang-undang sudah jadi, mungkin tahun depan (2007) ungkapnya.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006