... belum dapat terwujud secara sempurna jika Indonesia belum memiliki kekuatan TNI AL yang handal dan disegani di kawasan... "
Jakarta (ANTARA News) - Visi maritim Presiden terpilih, Joko Widodo, dapat didukung dan diwujudkan jika memiliki TNI AL yang kuat, dan mendapat dukungan penuh dari masyarakat.

Pemahaman kemaritiman juga keperluan mutlak bagi bangsa Indonesia guna mewujudkan cita-cita nasional sebagaimana diamanatkan Pembukaan UUD 1945.


Indonesia adalah negara berciri nusantara yang harus berlandas paradigma baru, yaitu kemaritiman karena secara azazi Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia.


"Sebagai tentara kami patuh dan tunduk terhadap arah kebijakan negara. Apapun arah kebijakan negara secara geopolitik dan geostrategi kami dukung penuh," ujar Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, di Jakarta, Kamis.


Dia membuka seminar bertemakan Menerjemahkan Gagasan Poros Maritim, di Universitas Nasional, Jakarta.

Menurut Marsetio yang juga seorang akademisi itu, peran TNI AL sangat penting dalam menjaga kawasan laut Indonesia, terutama dalam menjaga pulau-pulau strategis yang berbatasan laut dengan 10 negara tetangga.


Indonesia berbatasan laut dengan India, Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam, Vietnam, Singapura, negara Timor Timur, Filipina, Papua Nugini, dan Australia.

Berlandas visi kemaritiman itu, Indonesia dapat menjadi poros maritim dunia dengan satu syarat, yakni mewujudkan laut sebagai pemersatu bangsa, bukan sebagai pemisah.


"Untuk mewujudkan semua itu dibutuhkan kemauan politik, rencana aksi, dan kebijakan pembiayaan, yang didukung semua komponen bangsa. Baik di legislatif, eksekutif, dan yudikatif," ujar dia.

Supaya hal itu tercapai, kata Marsetio, pemerintah harus mampu melancarkan arus distribusi komoditas ekonomi di seluruh Tanah Air sebagai upaya pemerataan pembangunan.

Pada sisi lain, maskapai pelayaran nasional harus diberi kesempatan seluas mungkin. Misalnya memberi kesempatan pelaut-pelaut Indonesia mengawaki kapal-kapal niaga berbendera Indonesia itu.


Selain itu, pembenahan sarana fisik dan tata kelola pelabuhan di Indonesia juga harus diperbaiki secara mendasar, di antaranya meningkatkan kecepatan pengurusan dokumen ekspor-impor barang.


"Semua itu belum dapat terwujud secara sempurna jika Indonesia belum memiliki kekuatan TNI AL yang handal dan disegani di kawasan," kata Marsetio.

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014