Pemerintah harus melakukan percepatan pengembangan usaha mikro 2.887.015 unit dan 531.351 unit usaha kecil, agar usaha kerakyatan ini tetap menjadi menopang perekenomian masyarakat dan bangsa ini,"

Jakarta (ANTARA News) - Ketua Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia, Bambang Ismawan menyatakan, pemerintah harus membangun usaha mikro dan kecil yang dinamis dan mandiri untuk menekan angka pengangguran, kemiskinan pada persaingan ekonomi global 2015.

"Pemerintah harus melakukan percepatan pengembangan usaha mikro 2.887.015 unit dan 531.351 unit usaha kecil, agar usaha kerakyatan ini tetap menjadi menopang perekenomian masyarakat dan bangsa ini," ujarnya di Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan, saat ini, kemandirian usaha mikro dalam mengembangkan usahanya masih kurang, karena keterbatasan akses modal usaha, manajemen yang kurang baik dan pemasaran masih bersifat lokal.

"Jika Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 diberlakukan tentu usaha mikro ini tidak mampu bersaing, pada akhirnya usaha ini gulung tikar dan memicu peningkatan angka pengangguran dan kemiskinan," ujarnya.

Berdasarkan data BPS 2013, jumlah tenaga kerja usaha mikro mencapai 5.408.857 orang dan usaha kecil sebanyak 4.325.254 orang.

"Dalam proses pengembangan ini, kalangan miskin sendirilah yang pertama-tama harus menentukan bagaimana mereka akan berkembang. Merekalah yang paling mengetahui potensi, situasi, dan kebutuhannya sendiri," ujarnya.

Ia mengatakan, untuk menggali potensi masyarakat, perlu dilakukan pengembangan kelembagaan yang dinamis dan mandiri, berbasis manusiawi, yaitu prinsip pendekatan yang menghargai martabat orang miskin, serta mendorong keterlibatan dalam proses pengembangan bersama.

"Pendekatan ini sekaligus bertransformasi makin memandirikan masyarakat agar mampu menyelesaikan persoalannya. Masyarakat mandiri yang tergabung dalam kesatuan adat, wilayah atau fungsional disebut Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) secara dinamis berfungsi sebagai, wahana saling belajar-mengajar atau saling asih, saling asah dan saling asuh," ujarnya.

Selain itu, kata dia, KSM ini juga sebagai wahana mengidentifikasi masalah bersama, sehingga terumuskan fokus sasaran kerja bersama, pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah dan pengembangan usaha bersama, atau sebagai sarana pencapaian kebaikan bersama.

"Wahana ini sebagai mobilisasi sumber daya, baik sumber daya organisasi, manusia, alam, maupun finansial dan penghubung untuk aksesibilitas informasi dan kerjasama, sebagai sarana memperjuangkan aspirasi dan berinteraksi dengan pihak ketiga atau sering disebut dengan berjejaring," ujarnya.
(SDP-65/A029)

Pewarta: Aprionis
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014