Jakarta (ANTARA News) - Berbekal keinginan melestarikan budaya nusantara, para desainer muda menggabungkan kain-kain khas Indonesia dalam sentuhan karyanya yang tetap mencirikan anak muda dalam peragaan busana Rabu malam di Jakarta.

Ardy Rinaldy, desainer yang mendirikan merek bernama O.DA.NAM, memadankan 10 desain busana "street style" dengan kain songket Sumatera.

"Konsepnya 'Moonlight and The Company You Keep'. Saya gunakan lace, leather sama songket. Ketiganya punya karakter yang beda-beda tapi bisa jadi satu koleksi yang united," ujar Ardy kepada ANTARA News, di Jakarta.

"Soal style, saya lebih suka yang street style, karena kain tradisional itu kaku banget jadi saya pengen menyeimbangkan kekakuannya dengan gaya yang enggak terlalu kaku kayak street style, rock n roll," tambahnya.

Pada koleksi kali ini, Ardy lebih banyak menggunakan warna-warna pastel dan cerah, seperti merah dan hijau.

Sementara itu, dalam peragaan busana yang sama, ada pula desainer muda lainnya, Rizki Triana yang memodifikasi bahan kebaya pengantin Jawa menjadi bentuk cocktail dress siap pakai.

Dalam 10 desain busananya, Rizki yang mengangkat konsep "Romantika Java" hanya menggunakan satu warna yakni hitam.

",... kebaya yang mungkin dianggap hanya untuk acara-acara adat, kini dapat digunakan untuk acara-acara yang lebih semi-formal bahkan kasual," kata perempuan yang juga mendirikan merek "Oemah Etnik" itu.

Sementara itu desainer sepatu Karisa Pepitasari menampilkan 10 rancangan sepatu berunsur ukiran Jawa dan batik dengan konsep kasual.

"Sepatu-sepatu ini berwarna polos dengan anyaman, batik dan tenun. Motif batik yang dipilih, biasanya yang mudah digambar polanya, karena enggak semua motif bisa dipola untuk sepatu," katanya.

Karisa mengungkapkan, melalui karya-karyanya ini berharap dapat mengajak anak muda yang kini tengah tergila-gila terhadap dunia fesyen tetap mencintai budaya Indonesia."tidak melulu mengikutin tren fesyen dunia."

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014