Berikut tips merawat kain batik agar dari Mis Ari, Kepala Seksi Koleksi dan Perawatan Museum Tekstil Jakarta.
"Pertama, menggunakan sabun yang banyak mengandung pemutih akan membuat warna cepat pudar. Usahakan menggunakan buah lerak yang asli kalaupun tidak bisa menggunakan deterjen yang menggunakan sari buah lerak," kata Mis Ari saat ditemui Antaranews di Jakarta.
Kedua, hindari merendam pakaian terlalu lama dan sebaiknya batik tidak dicuci dengan mesin.
"Cukup direndam sebentar dan kain dikucek perlahan agar kain tidak cepat berlubang karena rapuh."
Selanjutnya, kain tidak dijemur di bawah sinar matahari langsung. Hal ini agar kain tidak cepat rapuh dan warna baju tetap terjaga.
"Cukup diangin-anginkan biar kain tidak cepat rapuh dan warna kain tidak pudar," katanya.
Ketiga, kain jangan disetrika dengan suhu terlalu panas terlalu sering.
"Usahakan seminimal mungkin kain terkena setrika, tujuannya sama dengan menghindari matahari langsung yaitu agar kain tidak cepat rapuh dan warna tidak cepat pudar," kata Mis Ari.
Keempat, jangan melipat kain batik dengan lipatan-lipatan kecil karena hal ini dapat merusak kain dan jika dilakukan terus menerus dapat meninggalkan bekas pada kain.
"Usahakan jangan sering membuat lipatan 'wiron' kalaupun terpaksa segera buka lipatan setelah kain tidak digunakan lagi," katanya.
Kelima, simpan kain ditempat yang sejuk dan kering. Secara berkala di angin-anginkan agar kain tidak ditumbuhi jamur karena kondisi yang lembab.
"Jangan menggunakan pewangi yang mengandung alkohol terlalu banyak. Saat penyimpanan almari cukup diberi akar wangi dan taruhlah merica yang dibungkus kain kasa untuk mengusir serangga," katanya.
Tips yang terakhir, kain tidak perlu dicuci jika dirasa penggunaannya tidak terlalu berlebihan. Setelah dipakai cukup kain diangin-anginkan agar kain kembali kering.
Pewarta: Rendhik Andika
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014