"Koleksi yang tercatat paling tua itu berasal dari abad 18 tapi tepatnya saya juga kurang tahu pasti. Umbul-umbul Keraton Cirebon tersebut ragam hiasnya kaligrafi," kata Kepala Seksi Koleksi dan Perawatan Museum Tekstil Jakarta Mis Ari di Jakarta, Rabu.
Umbul-umbul yang dihiasi dengan tulisan dan simbol-simbol Al-Quran yang membentuk kaligrafi arab dan membentuk gambar Singa Ali sebanyak tiga buah, serta tulisan rajah dalam bentuk ornamen kotak sebanyak empat buah.
Selain itu, terdapat pula gambar pedang kembar Dhulfaqar berbentuk cagak yang terletak di tengah kaligrafi.
Batik tulis itu memiliki ukuran panjang 172 cm dengan lebar 322 cm.
Bentuknya segi panjang lima sudut dengan ujung lancip seperti penunjuk arah dengan warna dasar biru kehitaman dengan tulisan berwarna agak putih.
Koleksi tersebut sebelumnya pernah dikirim oleh Keraton Kanoman di Cirebon kepada penguasa Mangkunegara di Solo yang saat itu sedang sakit dan digunakan sebagai selimut.
"Itu disumbangkan oleh Gusti Putri Mangku Negara VIII kepada Museum Tekstil, pada waktu pendirian Museum," Kata Mis Ari.
Ia mengatakan karena usia koleksi yang sudah terlalu tua maka tidak setiap hari pengunjung bisa menyaksikan umbul-umbul tersebut.
"Untuk saat ini koleksi asli kami simpan ditempat khusus dan hanya pada waktu-waktu tertentu koleksi tersebut kami keluarkan. Karena kondisinya yang sudah tua maka jika ada pameran tertentu dan itupun biasanya hanya beberapa hari saja kami panjang," katanya.
Selain koleksi tersebut ia menambahkan ada banyak jenis tekstil yang menjadi koleksi museum tekstil.
"Koleksi kita hampir mencapai 2.000 dan terus bertambah yang meliputi kain batik, kain tenun, peralatan dan lain-lain. Untuk koleksi tua lainnya ada yang berumur 100 tahun tapi kebanyakan koleksi mendekati usia 50 tahun," katanya.
Pewarta: Rendhik Andika
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014