Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak menguat 35 poin menjadi Rp12.200 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.235 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis, mengatakan masih adanya kecemasan perlambatan ekonomi global membuat prospek perbaikan ekonomi AS juga akan terkendali sehingga apresiasi dolar AS cenderung tertahan.
"Dolar AS berbalik melemah terhadap hampir semua mata uang utama dunia pascarilis hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) menunjukkan bahwa kebijakan Bank Sentral AS (the Fed) juga mencemaskan dampak perlambatan global terhadap prospek ekonomi AS," katanya.
Ia mengemukakan beberapa petinggi the Fed menilai pertumbuhan ekonomi global yang lebih lemah dari harapan bisa menghambat pertumbuhan ekonomi AS.
Di sisi lain, lanjut dia, AS juga khawatir terhadap perlambatan ekonomi dan inflasi di Eropa akan mendorong keberlanjutan apresiasi dolar AS, yang nantinya dapat mengekang ekspor dan kenaikan harga.
"Saat ini cenderung konsolidasi. Namun secara keseluruhan, rally penguatan dolar AS masih akan berlanjut," katanya.
Analis Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan bahwa meski laju dolar AS berbalik melemah seiring imbas penilaian Dana Moneter Internasional (IMF) terhadap outlook pertumbuhan ekonomi global, namun potensi berbalik arah masih cukup kuat.
"Di tengah kondisi ekonomi global yang melambat, mata uang safe haven seperti dolar AS akan tetap diminati," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014