Kami memerlukan air untuk membersihkan minyak mentah dari garam yang masih terkandung di dalamnya."

Balikpapan (ANTARA News) - Pertamina Unit Pengolahan (UP) V ternyata sangat bergantung dengan ketersediaan air, dalam hal ini dari Waduk Sungai Wain di kawasan Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) di utara Balikpapan.

"Kami memerlukan air untuk membersihkan minyak mentah dari garam yang masih terkandung di dalamnya," kata General Manager (GM) Pertamina UP V Muhammad Elman Salman Arif, Rabu (8/10).

GM Pertamina UP V turut menjadi jamaah dalam Salat Dhuha dengan doa minta hujan (istisqa) di Masjid Istiqamah, Balikpapan.

Kebutuhan air itu cukup banyak. Menurut Elman, diperlukan sampai 10 persen air bersih dari 260.000 barel minyak per hari yang menjadi kapasitas Kilang UP V.

Selama ini waduk dan Sungai Wain jauh di utara Balikpapan menjadi penyuplai kebutuhan air tersebut. Air dialirkan melalui tiga jalur pipa berukuran garis tengah 60 cm yang sejajar. Jalur itu rapat di sisi barat Balikpapan dan sebagian menembus hutan bakau.

Air dari Waduk Wain juga untuk komplek perumahan Pertamina di Gunung Bugis, Gunung Pancur, Gunung Dubbs, hingga Bukit Komendur.

"Sekarang ketinggian air di Waduk Wain tinggal 40 cm," kata Elman. "Bila belum turun hujan dan menambah persediaan air di waduk, produksi kilang bisa terancam," lanjutnya

Elman juga menambahkan, saat ini Pertamina UP V juga sudah mengurangi pengambilan air dari Waduk Wain. Sebagai gantinya sumur-sumur dalam mulai diaktifkan dan dimaksimalkan lagi.

Untuk penggunaan rumah tangga di komplek Pertamina, penggunaan air dijatah melalui truk tangki air. Pada kondisi normal, warga komplek mendapatkan air di rumahnya masing-masing melalui jalur pipa seperti dari PDAM biasa.

"Harapan kami distribusi air bisa terkendali, kilang juga dapat beroperasi baik sehingga bisa menghasilkan BBM dan insyaallah dapat memenuhi kebutuhan BBM masyarakat," harapnya. (*)

Pewarta: Novi Abdi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014