... ini tantangan di Indonesia... "
Bogor, Jawa Barat (ANTARA News) - Kelihatannya sepele saja, tentang konsumsi labu rakyat Indonesia yang ternyata kalah jauh ketimbang konsumsi tanaman hortikultura itu di Filipina; padahal labu itu murah, mudah ditanam dan didapat, dan kaya gizi, yaitu vitamin A dan C serta beta karoten.
Managing Director PT East West Seed Indonesia, Glenn Pardede, "Konsumsi labu masyarakat Filiphina delapan kali lebih tinggi dari Indonesia. Hal ini dilihat dari jumlah benih labu yang digunakan untuk mencukupi ketersediaan labu di negara tersebut."
Pada Festival Labu Nusantara, di Kampus IPB, Dramaga, Kabupaten Bogor, Rabu, Pardede menyatakan, "Negara pengonsumsi labu tertinggi di dunia adalah Amerika Serikat yang mencapai 700 juta kg atau 700.000 ton per tahun. Di Amerika Serikat itu, tiap orang makan sekitar tiga kg labu per kapita per tahun."
Karena orang Indonesia cuma sedikit sekali mengonsumsi labu maka pertanian dan perniagaan labu juga lesu.
"Hal ini tantangan di Indonesia, konsumsi masyarakat yang sedikit karena belum terlalu banyak olahan labu, kurang informasi kandungan gizi labu sehingga harus disosialisasikan," kata Pardede.
Sementara itu, Dekan Fakultas Pertanian IPB, Dr Ernan Rustian, mengatakan, tanaman labu memiliki potensi besar dari segi pertanian, bisnis dan sosial ekonomi masyarakat. Labu juga mudah dibudidayakan, diperdagangkan, dan kaya variasi sajian.
"Jadi sudah seharusnya potensi labu ini dikembangkan karena memiliki potensi sangat besar, bagi sektor pertanian dan gizi masyarakat," kata dia.
Rektor IPB, Prof Herry Suhadiyanto, menambahkan, kehadiran labu dapat menambah keragaman penganan utama masyarakat Indonesia. "Mari kita kampanyekan demam labu karena ini menjadi bagian dari kemandirian pangan," kata dia.
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014