Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan dolar AS kembali menguat terhadap sebagian besar mata uang utama dunia menjelang dirilisnya hasil pertemuan bank sentral AS (Federal Reserve) terkait kenaikan suku bunga AS (Fed rate).
"Dari hasil pertemuan the Fed itu, investor akan memprediksi waktu kenaikan suku bunga AS. Jika hasil pertemuan the Fed menunjukkan mengenai waktu spesifik, hal tersebut akan memicu aksi beli dolar AS," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, IMF yang memangkas proyeksi pertumbuhan global, juga mendorong permintaan aset mata uang "safe haven" meningkat.
Ia menambahkan, potensi pertumbuhan ekonomi AS yang diperkirakan lebih cepat dibandingkan negara-nega di Eropa, Jepang, serta Tiongkok yang sedang menunjukan tanda-tanda perlambatan juga menambah faktor bagi mata uang dolar AS diminati investor.
Dari dalam negeri, ia mengatakan, salah satu faktor yang masih membayangi pertumbuhan ekonomi, yakni infrastruktur serta sistem peraturan yang relatif masih lemah untuk menjamin investasi di pasar keuangan.
"Diharapkan hal itu dapat teratasi sehingga akan mendorong pertumbuhan," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp12.241 dibanding posisi sebelumnya di posisi Rp12.190 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014