Satu kendaraan biasanya menembus kemacetan di Rawabokor hanya 10 menit. Tetapi, kini sampai 30 menit
Tangerang (ANTARA News) - Penutupan pintu M1 Bandara Soekarno-Hatta, menimbulkan kemacetan di wilayah Rawabokor, Kota Tangerang.
Kepala Seksi Teknik Lalu Lintas Dishub Kota Tangerang, Tri di Tangerang, Rabu, mengatakan, kemacetan tersebut akibat terjadinya peningkatan jumlah kendaraan tanpa diimbangi dengan infrastruktur yang ada, sehingga pengendara yang mulai mencari jalan alternatif menuju Bandara, terjebak macet di persimpangan Rawabokor.
Biasanya, kata dia, kendaraan tertahan akibat antrian selama sekitar 10 menit. Tetapi, setelah adanya penutupan pintu M1 bisa menjadi 30 menit.
"Satu kendaraan biasanya menembus kemacetan di Rawabokor hanya 10 menit. Tetapi, kini sampai 30 menit," ujarnya.
Ia mengakui, di jalur parimeter selatan dan utara yang merupakan jalan alternatif terkait penutupan pintu M1, memang tidak terjadi kemacetan, namun kemacetan terjadi di jalan-jalan di Kota Tangerang, bukan kawasan Bandara Soekarno-Hatta. Artinya, ada pemindahan kemacetan dari pintu M1 ke wilayah Kota Tangerang.
Oleh karena itu, ia akan terus melakukan evaluasi terhadap pengalihan jalan tersebut. Saat ini petugas terus memantau dan mendata titik macet baru terkait penutupan pintu M1.
"Pasti kita akan evaluasi. Karena, jalan Pembangunan III yang disediakan untuk menuju Jakarta dari Tangerang, ternyata masih dalam perbaikan meski pengerjaan sedang dipercepat," katanya.
Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah, tetap menolak rencana penutupan pintu M1 karena akan menyebabkan kemacetan, dan ia menilai sarana pendukung untuk pengalihan arus masih belum selesai, sehingga penutupan belum bisa dilakukan secara permanen.
Sementara itu, Bram Bharoto Tjiptadi, Senior General Manager PT Angkasa Pura II, mengatakan, penutupan pintu M1 secara permanen masih dalam tahap uji coba dan akan terus di evaluasi terhadap dampaknya.
Namun, PT AP II bersikukuh bila penutupan itu sudah disepakati semua pihak dan kajian yang matang termasuk antisipasi macet.
Pewarta: Achmad Irfan
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014