Kita buat lebih banyak taman lagi di Jakarta sebagai tempat berjualan bagi para pedagangJakarta (ANTARA News) - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai keberadaan para pedagang kaki lima merupakan hambatan bagi penerapan sistem parkir meter di kawasan Jalan Agus Salim (Sabang), Jakarta Pusat.
"Memang penerapan sistem parkir itu masih ada kekurangannya, yaitu adanya PKL yang menjajakan dagangannya di lahan-lahan parkir di sepanjang kawasan tersebut," kata Basuki di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu.
Oleh karena itu, menurut pria yang akrab disapa Ahok itu, pihaknya akan melakukan penertiban di kawasan Sabang, sehingga parkir meter dapat diterapkan secara maksimal.
"Makanya, nanti pedagang-pedagang itu akan kita geser pelan-pelan. Nanti kita buat lebih banyak taman lagi di Jakarta sebagai tempat berjualan bagi para pedagang," ujar Ahok.
Selain masih adanya PKL, dia menuturkan kekurangan lain dalam penerapan sistem parkir tersebut, yaitu pembayaran tarif parkir yang hanya dapat dilakukan dengan uang koin.
"Selanjutnya, kita mau dorong supaya kita juga bekerja sama dengan sejumlah bank, sehingga pembayarannya nanti juga bisa dilakukan dengan uang elektronik atau electronic money (e-money)," tutur Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur itu pun meminta agar segera dilakukan lelang atau beauty contest kepada sejumlah bank terkait proyek penerapan sistem parkir meter di Jakarta tersebut.
"Makanya, kita harus segera buat beauty contest kepada bank-bank untuk parkir meter ini. Kalau sudah ada kerja sama, pasti nanti penerapannya akan semakin mudah dan lancar," ungkap Ahok.
Sistem parkir meter sudah mulai diuji coba di kawasan Jalan Agus Salim (Sabang), Jakarta Pusat sejak 26 September 2014. Besaran tarif yang diberlakukan, yakni Rp2.000 per jam untuk sepeda motor dan Rp5.000 per jam untuk mobil.
Rencananya, sistem parkir tersebut juga akan diterapkan di beberapa lokasi lain di wilayah Kota Jakarta, diantaranya kawasan Kelapa Gading, Juanda dan Pasar Baru.
Pewarta: Cornea Khairany
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014