Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa pagi, menguat 33 poin ke posisi Rp12.178 per dolar AS dibandingkan posisi terakhir sebelumnya di Rp12.211 per dolar AS.
"Setelah sempat stagnan, mata uang rupiah bergerak menguat terhadap dolar AS dipicu masih adanya keraguan Gubernur The Fed Janet Yellen untuk menaikkan suku bunga," kata Analis Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada.
Selain itu, ia melanjutkan, data tingkat keyakinan investor di negara-negara kawasan Eropa yang membaik mendorong euro bergerak menguat dan berdampak pada rupiah.
Dari dalam negeri, ia mengatakan, pelaku pasar masih menanti pengumuman tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) dan kebijakan lanjutan Bank Indonesia dalam mengantisipasi sentimen dari dalam dan luar negeri terhadap rupiah.
"Kebijakan dari BI mengenai antisipasi sentimen global dan dalam negeri yang menjadi salah satu faktor tekanan bagi rupiah dalam beberapa hari terakhir perlu ditunggu," katanya.
Analis Platon Niaga Berjangka Lukman Leong menambahkan saat ini sentimen domestik lebih mendominasi menyusul masih panasnya suhu politik di dalam negeri seiring dengan perebutan kursi pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
"Diharapkan, sentimen terhadap politik bersifat sementara sehingga tekanan mata uang rupiah tidak terlalu dalam dan BI juga terus aktif menjaga fluktuasi nilai tukar agar dalam kisaran yang stabil," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014