"Saya selalu mengatakan tidak mau anak jadi atlet, karena apa?. Karena tidak ada suatu jaminan pada hari tua. Jika pemerintah tidak mau berpikir untuk mulai mengelola dana pensiun bagi atlet, tidak ada orang yang mau jadi atlet," kata Taufik dalam seminar "Ayo Bangkit Olahraga Indonesia" di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan, pemerintah harusnya malu dengan Malaysia yang sudah memikirkan masa tua atlet meskipun negara tersebut belum pernah meraih medali emas Olimpiade.
Negara tetangga Indonesia itu mengelola dana pensiun atlet sehingga setiap olahragawan yang pernah mengharumkan nama negara akan mendapatkan uang pensiunan dengan jumlah tertentu sesuai dengan level prestasi.
"Lee Chong Wei, peraih dua medali perak olimpiade sudah mendapatkan uang pensiun, padahal dia bukan meraih emas. Lantas bagai mana dengan Indonesia?," ujar peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 ini.
Menurut Taufik, belum terselesaikannya masalah kesejahteraan atlet ini menjadi salah satu penyebab kemunduran prestasi olahraga Indonesia. Para anak muda di Indonesia enggan berkecimpung di dunia olahraga karena merasa tidak ada masa depan.
"Anggota DPR saja yang bertugas selama empat tahun, ada pensiunnya. Sementara atlet yang telah mengorbankan semua hidupnya sampai kehilangan masa remaja sama sekali tidak memiliki uang pensiun, seharusnya hal ini menjadi perhatian bersama," ujar atlet peraih medali emas Kejuaraan Dunia 2005 ini.
Ia pun mengharapkan para legislator mau memperjuangkan hal ini dengan mendorong pemerintah untuk menyisihkan dana abadi bagi kesejahteraan para mantan atlet.
"Anggota DPR RI saat ini harus bisa mewujudkannya, jika tidak, ya tidak usah dipilih lagi," ujar pria kelahiran Bandung, 10 Agustus 1981 ini.
Pemerintah terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla memiliki tiga strategi di bidang olahraga yakni menambah infastruktur dan ruang publik untuk mengakses fasilitas olahraga, memperbaiki kesejahteraan atlet, dan membangun industri olahraga.
(SDP-68/H015)
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014